MARKET DATA

Bos Mal Akui Work From Mall Picu Tambah Orang ke Mal, Penjualan Naik?

Martya Rizky,  CNBC Indonesia
31 December 2025 18:05
Pengunjung mengamati produk yang dijual di salah satu Mal di kawasan Semanggi, Jakarta, Selasa (2/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Program Work From Mall (WFM) yang tengah didorong pemerintah dinilai dapat memberikan tambahan dorongan aktivitas kunjungan pusat perbelanjaan hingga 10-15%, terutama menjelang akhir tahun. Namun, dampaknya terhadap peningkatan penjualan tidak akan terlalu besar bagi pelaku ritel.


Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyatakan tujuan utama program WFM adalah untuk menjaga konsumsi masyarakat di penghujung tahun.


"Tujuan utama program Work From Mall adalah dimaksudkan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terutama menjelang akhir tahun untuk menjaga ataupun bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebelum tutup tahun 2025," ujar Alphonzus kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/12/2025).


Ia menilai implementasi WFM memiliki keterbatasan, karena tidak semua perusahaan dapat menerapkan skema kerja tersebut, sehingga efeknya terhadap penjualan dan kunjungan mal tak signifikan.


"Program Work From Mall (WFM) akan berdampak terhadap tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan dan juga penjualan beberapa kategori produk. Namun, tidak akan signifikan mengingat tidak semua juga perusahaan dapat menerapkan WFM," katanya.


Program WFM sendiri sebelumnya diperkenalkan pemerintah sebagai pengembangan dari kebijakan Work From Anywhere (WFA). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut WFM dirancang untuk menciptakan momentum pergerakan ekonomi, seiring libur anak sekolah dan berbagai program belanja nasional.


"Jadi, itulah yang didorong, agar terjadi pertumbuhan ekonomi, belanja masyarakat bisa meningkat. Hampir di semua mal itu rame dan mudah-mudahan acara ini bisa berjalan dengan lancar dan akan mendorong kegiatan ekonomi," ujar Airlangga saat meninjau kesiapan implementasi WFM di Mal Pondok Indah beberapa waktu lalu.


Melalui konsep tersebut, pemerintah mendorong pemanfaatan pusat perbelanjaan sebagai ruang kerja alternatif yang mendukung ekonomi digital dan gig economy. Menurut Airlangga, program WFM akan dikembangkan secara bertahap di sejumlah provinsi dengan dukungan pemerintah daerah dan perusahaan teknologi.


"Program ini akan dikembangkan secara bertahap di sejumlah provinsi dengan dukungan Pemerintah Daerah serta perusahaan teknologi, memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia seperti konektivitas internet, sumber daya listrik, dan layanan penunjang lainnya," ucap dia.


Ia juga menekankan, konsep WFM sejalan dengan kebutuhan pekerja di sektor gig economy yang mengandalkan fleksibilitas kerja. Pemerintah, kata Airlangga, bahkan telah berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait penguatan ekosistem tersebut.


"Ini disiapkan anggaran oleh Pemda DKI, kita akan kerja di 15 provinsi dan akan didukung perusahaan di bidang IT," ujarnya.


Menurut Airlangga, pusat perbelanjaan dinilai memiliki fasilitas yang dibutuhkan pekerja digital dan lepas, mulai dari jaringan internet hingga ruang kerja yang nyaman. "Semua itu tersedia di mal," tuturnya.


Dengan demikian, meski WFM berpotensi menambah keramaian pusat perbelanjaan, pelaku industri menilai program ini lebih bersifat sebagai penopang tambahan, bukan faktor utama dalam mendongkrak daya beli masyarakat.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fenomena Rojali Marak, Kemendag Beri Respons Mengejutkan-Ucap Ini


Most Popular
Features