Ada Work From Mall, Bos Ritel Akui Ada Peningkatan Pengunjung 15%

Martya Rizky, CNBC Indonesia
Rabu, 31/12/2025 20:30 WIB
Foto: Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja saat ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (18/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri ritel nasional mulai menunjukkan sinyal penguatan menjelang tutup tahun 2025. Adanya dorongan Work From Mall oleh pemerintah di akhir tahun, ditaksir mampu mendorong peningkatan pengunjung mal sampai 15% di akhir tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja menyebut sejumlah indikator usaha pusat perbelanjaan bergerak positif sejak periode Natal dan diperkirakan terus meningkat hingga Tahun Baru.


"Saat ini beberapa indikator industri usaha ritel di Indonesia telah menunjukkan pergerakan peningkatan pada saat Natal yang berangsur akan meningkat secara bertahap menjelang akhir tahun dan Tahun Baru," ujar Alphonzus kepada CNBC Indonesia, Rabu (31/12/2025).



Untuk menangkap momentum tersebut, Alphonzus menjelaskan pusat perbelanjaan mengandalkan dua program utama. Pertama, menghadirkan beragam acara dan Kedua, atraksi untuk menciptakan pengalaman belanja yang berbeda dari hari biasa.


"Penyelenggaraan berbagai acara (event), kegiatan (aktivitas), atraksi (pertunjukan), dekorasi dan lain sebagainya dalam nuansa seni, budaya, musik serta lainnya guna memeriahkan dan memberikan pengalaman unik Natal dan Tahun Baru yang tidak ditemukan dalam keseharian," jelasnya.


Program kedua adalah menggenjot promo belanja guna memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru. Kombinasi antara hiburan dan diskon ini menjadikan pusat perbelanjaan tetap relevan sebagai tujuan utama masyarakat.


"Kedua hal tersebut menjadikan Pusat Perbelanjaan sebagai salah satu tujuan utama bagi masyarakat untuk berbelanja dalam suasana kemeriahan Natal dan Tahun Baru yang unik dan mengesankan," kata Alphonzus.


Menurutnya, masyarakat kini semakin menjadikan pusat perbelanjaan sebagai bagian dari aktivitas liburan keluarga. "Masyarakat menjadikan Pusat Perbelanjaan sebagai salah satu opsi utama untuk berbelanja sambil liburan atau sebaliknya, yaitu liburan sambil berbelanja," ujarnya.


Dari sisi pola konsumsi, Alphonzus memaparkan terjadi pergeseran kategori belanja seiring mendekatnya masa libur panjang. Menjelang Natal dan Tahun Baru, penjualan masih didominasi produk non-makanan dan minuman. Namun saat libur berlangsung, fokus belanja berubah.


"Kategori produk non makanan dan minuman (food and beverages) mendominasi penjualan menjelang Natal dan Tahun Baru. Pola belanja akan berubah pada saat libur Natal dan Tahun Baru dimana masyarakat akan cenderung berbelanja produk makanan dan minuman (food and beverages) serta hiburan (entertainment)," ungkapnya.


Sejalan dengan meningkatnya aktivitas tersebut, APPBI memproyeksikan lonjakan kunjungan ke pusat perbelanjaan cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.


"Diperkirakan rata-rata tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan menjelang dan pada saat Natal dan Tahun Baru akan meningkat sekitar 10%-15% dibandingkan dengan tahun lalu," ujar Alphonzus.


Selain faktor musiman, terdapat pula dukungan dari program Work From Mall (WFM) yang bertujuan menjaga konsumsi menjelang akhir tahun.


"Tujuan utama program Work From Mall adalah dimaksudkan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terutama menjelang akhir tahun untuk menjaga ataupun bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebelum tutup tahun 2025," katanya.


Meski begitu, Alphonzus menilai dampak program ini tetap terbatas. "Program Work From Mall (WFM) akan berdampak terhadap tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan dan juga penjualan beberapa kategori produk namun tidak akan signifikan, mengingat tidak semua juga perusahaan dapat menerapkan WFM," pungkasnya.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pekerja RI Didorong Work From Mall, Airlangga Ungkap Tujuannya