Fenomena Baru Pusat Emas Bumi: Perhiasan 'Dibuang'-Semua Cari Batangan
Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena baru terjadi di India. Saat harga emas melonjak seperti sekarang, tren baru justru muncul.
Ramai-ramai warga Negeri Bollywood itu, terutama ibu-ibu, berburu emas batangan atau koin. Ini berbeda dengan sebelumnya di mana mereka menggandrungi perhiasan.
"Saya suka perhiasan karena bisa dipakai saat acara-acara, tetapi sulit untuk membenarkan membayar biaya pembuatan tambahan sebesar 15%," kata Prachi Kadam, seorang ibu rumah tangga, dikutip Reuters, Rabu (31/12/2025).
|
Pilihan Redaksi
|
Seperti jutaan orang India lainnya, ia membeli emas saat festival sebagai hal yang membawa keberuntungan. Tapi kini banyak hal menjadi pertimbangan.
"Jadi, kali ini saya memilih koin 10 gram," tambahnya.
Keputusan Kadam mencerminkan pergeseran yang lebih luas di India, salah satu pasar emas terbesar di dunia. Dengan harga yang menuju kenaikan tahunan terbesar dalam 46 tahun, konsumen semakin beralih dari perhiasan ke koin dan batangan kecil.
Harga emas dunia memang sudah meningkat tajam sepanjang 2025, dengan kenaikan 67%. Permintaan yang kuat untuk aset safe-haven, pemotongan suku bunga AS, dan dolar yang lebih lemah mendorong harga emas global mencapai rekor tertinggi US$4.549,7 per troy ounce pada 26 Desember.
Harga emas domestik India sendiri naik 77% pada tahun 2025. Ini melampaui kenaikan indeks Nifty 50 sebesar 9,7%, dibantu oleh penurunan rupee sebesar 5% terhadap dolar
Analis mengatakan tren ini mencerminkan perlambatan global dalam pembelian perhiasan karena harga emas batangan melonjak. Bagi yang lain, penyesuaian ini berarti membeli lebih sedikit emas daripada meninggalkan perhiasan sama sekali.
Sementara itu, Nibedita Chakraborty yang berbasis di Kolkata mengatakan anggaran rumah tangganya tidak sejalan dengan kenaikan harga emas. Ini mendorongnya untuk beralih ke desain yang lebih ringan.
"Bahkan mengurangi berat kalung emas sebanyak enam atau tujuh gram dapat menghemat lebih dari 100.000 rupee (S$1.430)," kata Chakraborty.
Kenaikan harga dan perubahan tren ini juga membuat banyak penjual emas mencari cara agar konsumen tak tertekan harga. Beberapa meluncurkan sub-merek baru untuk perhiasan yang ringan dan berkadar rendah.
"Pembeli menginginkan perhiasan yang memungkinkan mereka untuk memiliki emas tanpa merasa tertekan oleh harga, dan keahlian modern telah menjadikan perhiasan ringan sebagai barang yang diidamkan daripada barang kelas bawah," kata Saurabh Gadgil, bos P. N. Gadgil Jewellers.
Sebenarnya, merujuk data Dewan Emas Dunia (WGC), total permintaan emas India turun 14% dari tahun ke tahun dalam sembilan bulan pertama tahun 2025. Konsumsi perhiasan turun 26% menjadi 278 ton dan investasi naik 13% menjadi 185 ton.
Investasi mencapai rekor 40% dari total permintaan selama periode tersebut. Ini menggarisbawahi peran emas yang abadi sebagai penyimpan kekayaan di rumah tangga India.
"Pergeseran menuju emas investasi dan menjauh dari perhiasan diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2026, karena logam mulia ini terus mengungguli kelas aset lainnya," kata presiden Asosiasi Emas dan Perhiasan India, Prithviraj Kothari.
"Konsumen membeli emas dalam bentuk koin, batangan, atau ETF emas, dengan asumsi bahwa reli akan berlanjut," tambahnya.
"Dengan emas yang menjadi kurang terjangkau, konsumsi perhiasan telah mengalami pergeseran struktural di mana konsumen memilih desain dengan kadar karat yang lebih rendah dan bobot yang lebih ringan."
(sef/sef)