Listrik Aceh Utara Pulih, Tapi Lebih 80.000 Rumah Warga Masih Rusak
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengatakan pemulihan jaringan listrik utama di Aceh Utara berjalan cepat, namun belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh warga. Perusahaan mencatat, meskipun hampir seluruh desa sudah teraliri listrik kembali, puluhan ribu rumah pelanggan justru dalam kondisi rusak akibat terjangan banjir pada November 2025 lalu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa kecepatan pemulihan infrastruktur listrik ternyata tidak berbanding lurus dengan kesiapan rumah warga untuk menerima aliran listrik. Dari sisi jaringan desa, hampir seluruh wilayah di Aceh Utara sebenarnya sudah berhasil dinormalisasi oleh petugas di lapangan.
"Sebagai contoh adalah Aceh Utara, dari 850 desa, hanya 2 desa yang padam. Jadi untuk Kabupaten Aceh Utara pemulihan sistem kelistrikannya sudah sangat tinggi, tetapi dampak kerusakan dengan rumah pelanggannya sangat tinggi sekali dan ini terbesar di seluruh Aceh," ungkap Darmawan dalam Rapat Koordinasi Satgas Pemulihan Pascabencana, disiarkan daring, Selasa (30/12/2025).
Meski aliran listrik sudah masuk ke gardu-gardu desa, banyak pelanggan yang belum bisa memanfaatkannya karena tempat tinggal mereka hancur atau rusak berat. Berdasarkan catatan PLN, angka kerusakan hunian di wilayah ini tercatat sangat masif dengan berbagai tingkat kerusakan.
"Sedangkan rumah pelanggan kami yang terdampak itu lebih dari 80.000 rumah. Yang berat ada 13.000, sedang 20.000, ringan sekitar itu," katanya.
Pihaknya harus tetap berhati-hati dalam menyambungkan aliran listrik ke rumah-rumah warga. Darmawan menegaskan bahwa sambungan listrik ke hunian warga yang masih basah atau tertimbun material banjir sangat berbahaya dan berisiko tinggi menimbulkan kecelakaan ketenagalistrikan.
"Jadi desanya sudah menyala tetapi rumah-rumah pelanggan PLN juga masih tertimbun dengan lumpur sehingga kami belum berani menyalakan Bapak, karena nanti bisa tersengat," tandasnya.
[Gambas:Video CNBC]