Bandingkan dengan PLN-Pertamina, Bos Bulog: Tugas Kita Gak Kalah Berat
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah sedang melakukan pembahasan dalam pemberian reward kepada Perum Bulog. Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menginginkan agar pemberian reward tersebut dalam bentuk margin fee sebesar 10%. Menurutnya, dengan margin fee 10% dapat memperkuat peran Bulog dalam mendukung swasembada pangan nasional.
Ahmad Rizal mengungkapkan, usulan penyesuaian margin fee ini mengacu pada asas kesetaraan, dengan merujuk pada skema penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis lainnya seperti PLN dan Pertamina yang memperoleh margin fee sebesar 10% dalam menjalankan penugasan pemerintah.
"Saya ajukan ke Pak Mentan, sudah setuju tapi minta di rapat di rakortas. Semua menteri dan BUMN setuju. Tugas kita nggak kalah berat. Kalau PLN listrik, saya ngurusin pangan, Pertamina urusin BBM, tapi kita kan perut dulu," ujarnya saat ditemui di Kantornya, dikutip Selasa (30/12/2025).
Apalagi, Perum Bulog telah berhasil melaksanakan penugasan penyerapan hasil panen gabah beras petani nasional yang telah mencapai lebih dari 3 juta ton setara beras.
"Kami mengajukan alangkah baiknya, kita disetarakan dengan BUMN yang lain, 10%. Baik Pertamina maupun BUMN lain (PLN). Adapun kenapa kami minta naik margin ini, harapan kami kalau naik margin ini, ini akan menjadi profit Bulog. Untung Bulog gitu loh. Keuntungannya bukan keuntungan Bulog, tapi kami punya konsep ke depan yang menarik," tuturnya.
Foto: Sentra Penggilingan Padi Bulog di Karawang, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Sentra Penggilingan Padi Bulog di Karawang, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky) |
Ia mengungkapkan, skema margin fee yang selama ini berlaku sebesar Rp50 per kilogram sejak tahun 2014, diusulkan untuk disesuaikan menjadi sebesar 10% dari kuantum biaya pengadaan setara beras. Usulan ini dipandang sebagai langkah supportif atas beban penugasan publik kepada Bulog yang terus meningkat.
Ahmad Rizal Ramdhani juga menambahkan apabila usulan tersebut nantinya disetujui, margin fee akan dimanfaatkan untuk menjaga keberlanjutan Perum Bulog dalam melaksanakan penugasan negara. Usulan ini mengacu pada patokan harga di zona termurah saat ini, sebagai upaya menciptakan keadilan harga dan mengurangi disparitas antarwilayah.
"Kalau Pertamina bisa satu harga, harga BBM dari Sabang sampai Merauke, Bulog juga punya, konsep juga sama. Satu harga beras dari Sabang sampai Merauke," ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, pemanfaatannya diarahkan pada revitalisasi aset, pembaruan infrastruktur pascapanen, serta penguatan sistem logistik pangan nasional untuk mendukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia.
"Dengan penyesuaian margin fee, diharapkan neraca keuangan Bulog yang selama ini negatif dapat menjadi positif, sehingga Bulog semakin optimal dalam menjalankan mandat pemerintah," tutupnya.
(rob/wur)[Gambas:Video CNBC]
Foto: Sentra Penggilingan Padi Bulog di Karawang, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)