Bulog Mau Luncurkan Beras Premium Baru, Ini Bocorannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog berencana akan meluncurkan beras premium baru. Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, selain memproduksi beras SPHP dengan harga terjangkau, Bulog juga berencana akan memproduksi beras komersil premium.
Nantinya, beras-beras premium tersebut akan dijual dengan merek yang berbeda di masing-masing daerah. Merek yang akan digunakan mengacu pada budaya kearifan lokal.
"Mereknya yang menggunakan merek kearifan lokal. Contoh nih, di Sumatera Utara. Kita buat beras Danau Toba. Kayak contoh, di Kalimantan. Beras mandau, beras Surabaya Selatan," ujarnya saat ditemui di Kantornya Senin malam, dikutip Selasa (30/12/2025).
Di sisi lain, Perum Bulog juga mengusulkan kenaikan margin fee sebesar 10% dalam menjalankan penugasan pemerintah. Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, permintaan tersebut sebagai reward pemerintah kepada Perum Bulog atas keberhasilan melaksanakan penugasan penyerapan hasil panen gabah beras petani nasional yang telah mencapai lebih dari 3 juta ton setara beras.
Ia menuturkan, usulan ini pun sedang dibahas oleh pemerintah dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas). Pembahasan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat peran Bulog dalam mendukung swasembada pangan nasional tahun 2025.
Ahmad Rizal menyebut, dalam Rakortas ini, pemerintah akan melanjutkan proses usulan reward ini ke tahapan berikutnya sesuai dengan ketentuan.
Menurutnya, usulan ini dipandang sebagai langkah supportif atas beban penugasan publik kepada Bulog yang terus meningkat. Penyesuaian margin fee ini mengacu pada asas kesetaraan, dengan merujuk pada skema penugasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis lainnya seperti PLN dan Pertamina yang memperoleh margin fee sebesar 10% dalam menjalankan penugasan pemerintah.
"Dengan naikkan margin yang setara dengan BUMN lain. Karena udah ada contoh yang lain, kenapa kita nggak bisa naikkan? Nah dengan harapan, dengan naik margin 10%," ucapnya.
Dengan kenaikan margin fee sebesar 10% maka dapat memulihkan keuangan Perum Bulog dari yang sebelumnya merugi menjadi untung hingga Rp 2,1 triliun.
Jika margin fee 10% dapat diterapkan, maka keuntungan yang diperoleh dapat berdampak baik bagi pendistribusian beras kepada masyarakat. "Harapannya, beras bisa satu harga dari Sabang sampai Merauke," tuturnya.
Ia menyebut, konsep penjualan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan satu harga dari Sabang sampai Merauke. Usulan ini mengacu pada patokan harga di zona termurah saat ini, sebagai upaya menciptakan keadilan harga dan mengurangi disparitas antarwilayah.
Margin yang saat ini berlaku cukup membebani karena ditengah penugasan pemerintah, juga dibebani bunga pinjaman bank Himbara yang cukup tinggi.
(rob/wur)