Raja Jalanan RI Saling Sikut, Begini Nasib Avanza Vs Mobil China
Jakarta, CNBC Indonesia - Persaingan mobil terlaris di Indonesia sepanjang 2025 berubah drastis. Dominasi lama mobil Jepang mulai tergerus, Toyota Avanza yang selama dua dekade identik dengan gelar "mobil sejuta umat" perlahan kehilangan pijakan, sementara merek China, dipimpin BYD, melaju agresif dan mulai mengancam takhta raja jalanan.
Perubahan peta kekuatan ini tidak terjadi seketika. Pada awal tahun 2025, mobil Jepang masih terlihat kokoh. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan pada Januari 2025 Toyota Kijang Innova masih menjadi mobil terlaris nasional dengan distribusi 5.171 unit. Honda Brio menyusul di posisi kedua dengan 4.830 unit, disusul Daihatsu Sigra 3.603 unit.
Avanza, yang dulu hampir selalu bercokol di tiga besar, hanya berada di posisi ketujuh dengan 2.487 unit. Saat itu, belum ada satu pun mobil listrik yang menembus daftar mobil terlaris nasional. Pasar sepenuhnya dikuasai mesin konvensional.
Memasuki Februari 2025, situasi belum banyak berubah. Innova kembali memimpin dengan 6.008 unit, Brio di posisi kedua dengan 5.497 unit. Avanza kembali tertahan di posisi ketujuh dengan 2.775 unit. Namun, satu sinyal penting mulai muncul: mobil listrik China mulai masuk radar. BYD M6 untuk pertama kalinya menembus 20 besar dengan penjualan 1.093 unit.
Secara total, penjualan mobil nasional Februari 2025 naik 16,73% dibanding Januari menjadi 72.295 unit. Meski begitu, struktur pasar masih dikuasai merek Jepang.
Persaingan mobil terlaris di sepanjang semester I dimenangkan oleh Toyota Kijang Innova dengan penjualan 31.107 unit, angka tersebut disumbang baik dari segmen Zenix maupun Reborn.
Jika melihat year on year (YoY) di periode yang sama, penjualan mobil ini juga naik hampir 15% dengan penjualan tahun lalu sebanyak 27.241 unit. Mobil ini juga menjadi mobil terlaris tahun lalu dengan 63.676 unit terjual.
Di tempat kedua mobil terlaris Januari-Juni 2025 ditempati Daihatsu Sigra, penjualan mobil low cost green car (LCGC) ini anjlok 35% dibanding periode yang sama tahun lalu yang terjual 31.265 unit bahkan menjadi mobil terlaris di periode tersebut.
Di tempat ketiga, Honda Brio terjual sebanyak 20.337 unit, lebih rendah 19% lebih dibanding periode yang sama tahun lalu yang terjual 25.025 unit. Di tempat keempat ditempati Toyota Avanza yang terjual 18.918 unit di semester I 2025, angka ini lebih rendah 21% dibanding periode yang sama tahun lalu yang menjual 24.031 unit. Artinya Avanza kain tersingkir dari 'sang kakak' dari Innova.
Titik Balik: Mobil Listrik Murah Mengubah Peta
Titik balik besar terjadi pada pertengahan tahun, tepatnya saat Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. BYD menggemparkan pasar dengan meluncurkan BYD Atto 1, mobil listrik mungil dengan harga Rp 195 juta-setara mobil LCGC.
"Ini adalah kehadiran Atto 1 pertama di Asia Tenggara. Kami hadirkan dalam dua varian yaitu Dynamic dan Premium," kata Operation Director BYD Indonesia Nathan Sun di GIIAS 2025.
Harga agresif ini menjadi game changer. Mobil listrik tidak lagi dianggap barang mahal. Dampaknya terasa jelas di semester kedua.
Pada Oktober 2025, penjualan mobil listrik nasional melonjak 245% menjadi 13.935 unit. Pangsa pasar battery electric vehicle (BEV) menembus rekor 18,8% dari total penjualan nasional 74.019 unit. BYD Atto 1 langsung menjadi bintang utama dengan distribusi 9.396 unit, mengalahkan hampir seluruh mobil bermesin bensin dan diesel.
Momentum itu berlanjut pada November 2025. Atto 1 kembali menjadi mobil terlaris nasional dengan wholesales 8.333 unit. Di bawahnya, Toyota Kijang Innova mencatat 4.475 unit, disusul Daihatsu Gran Max pikap 4.421 unit. Toyota Avanza berada di posisi keempat dengan 3.912 unit.
Presiden Director PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao menegaskan kesuksesan ini bukan hasil instan.
"2025 tahun jadi penetrasi kendaraan EV BYD di Indonesia. Tetapi persiapan kami untuk jajaran EV kami sudah dimulai 4 tahun lalu," ujarnya.
Ia menambahkan kekuatan BYD terletak pada penguasaan rantai pasok dan riset jangka panjang.
"Dengan pengalaman selama tiga dekade dalam rantai pasok hulu-hilir dan research and development (RnD) yang matang membuat kami mampu menghadirkan BYD Atto 1 di Indonesia. Dengan integrasi tinggi ini membuat BYD Atto 1 dapat diakses oleh masyarakat Indonesia," kata Eagle.
Avanza Masih Ada, Tapi Tak Lagi Raja
Data Oktober-November 2025 menegaskan perubahan status Avanza. Mobil yang pernah menjadi simbol dominasi pasar kini hanya bertahan di papan tengah. Pada Oktober, Avanza terjual 3.087 unit. Pada November naik menjadi 3.912 unit, namun tetap kalah jauh dari Atto 1.
Dengan kata lain, Avanza belum hilang dari jalanan, tetapi tak lagi menjadi penentu arah pasar.
Tekanan ke Merek Jepang, Diler Tutup
Tekanan persaingan tak hanya terlihat dari data penjualan, tetapi juga di jaringan distribusi. Sepanjang 2025, sejumlah diler Honda menutup operasionalnya, termasuk Honda Pasteur di Bandung dan Honda Jemursari di Surabaya.
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengonfirmasi penutupan tersebut.
"Beberapa diler memang mengambil keputusan untuk menutup operasionalnya atas pertimbangan internal masing-masing. Bagi kami di HPM, yang terpenting adalah memastikan konsumen tetap mendapatkan pelayanan terbaik," ujarnya.
Billy menegaskan Honda tidak gentar menghadapi gempuran mobil China.
"Kami menyambut kompetisi sebagai bagian dari dinamika industri. Bagi Honda, kunci untuk tetap bersaing adalah menghadirkan produk yang berkualitas, terbukti, dan relevan dengan kebutuhan konsumen Indonesia," katanya.
BYD Salip Honda, Tempel Toyota-Daihatsu
Tekanan itu tercermin jelas di level merek. Pada November 2025, Toyota masih memimpin dengan wholesales 21.642 unit, disusul Daihatsu 11.684 unit. Namun BYD mengejutkan pasar dengan menempati posisi ketiga lewat penjualan 9.481 unit, menyalip Mitsubishi dan Honda.
Capaian BYD tersebut otomatis menurunkan posisi sejumlah merek Jepang yang selama ini mendominasi. Mitsubishi harus puas di posisi empat dengan 7.402 unit, Suzuki 6.102 unit, dan Honda semakin tertekan di posisi enam dengan distribusi 3.031 unit-turun dari Oktober yang mencapai 3.647 unit.
Di sisi ritel, BYD juga konsisten berada di posisi tiga besar dengan 8.243 unit, di bawah Toyota yang memimpin dengan 24.268 unit, diikuti Daihatsu 12.750 unit.
Pasar Melemah, EV Justru Melejit
Secara keseluruhan, pasar otomotif nasional belum sepenuhnya pulih. Total distribusi Januari-November 2025 tercatat 710.084 unit, turun 9,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan ritel juga turun 8,4%.
Namun di tengah pasar yang melemah, mobil listrik justru melesat. BYD Atto 1 bukan hanya menjadi mobil listrik terlaris, tetapi juga mobil terlaris nasional, hal yang sebelumnya nyaris tak terbayangkan.
Babak Baru Raja Jalanan
Peta persaingan otomotif Indonesia kini berubah. Mobil Jepang masih memimpin secara historis dan volume, tetapi mobil China, dengan harga agresif, teknologi listrik, dan strategi penetrasi cepat, telah menjadi ancaman nyata.
Raja jalanan RI tak lagi berdiri sendiri. Arena kini penuh saling sikut. Avanza belum tumbang sepenuhnya, tetapi mahkotanya tak lagi aman. Dan di tengah perubahan ini, mobil listrik China telah membuktikan diri bukan sekadar pelengkap, melainkan penantang serius dominasi lama industri otomotif Indonesia.
(hoi/hoi)[Gambas:Video CNBC]