MARKET DATA

Pemerintah Bidik Eropa-Amerika Jadi Negara Tujuan Pekerja Migran RI

Ferry Sandi,  CNBC Indonesia
24 December 2025 14:35
Ilustrasi pekerja migran Indonesia. (Dok. bp2mi.go.id)
Foto: Ilustrasi pekerja migran Indonesia. (Dok. bp2mi.go.id)

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan tenaga kerja asal Indonesia di pasar global ternyata tinggi. Pemerintah pun mulai mematangkan strategi jangka menengah hingga panjang agar peluang benar-benar berdampak pada kualitas dan daya saing pekerja migran Indonesia. Salah satu fokus utamanya adalah penyiapan sumber daya manusia secara terstruktur dan berkelanjutan.

"Kami melihat bahwasanya arahan Bapak Presiden ini adalah memang mendidik, melatih 500 ribu calon pekerja migran yang mudah-mudahan ini bisa nanti kita dorong dalam rangka penempatannya. Dan penyiapan-penyiapan ini kan butuh waktu ya, butuh waktu yang kita siapkan," kata Direktur Jenderal Penempatan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Ahnas dalam peluncuran buku Kepala BP3MI DKI Jakarta, Rabu (24/12/2025).

Upaya peningkatan penempatan ini tidak berdiri sendiri. Pemerintah menegaskan bahwa akselerasi jumlah penempatan harus berjalan seiring dengan penguatan aspek pelindungan. Kompetensi dan kesiapan pekerja menjadi langkah agar mereka tidak rentan menghadapi masalah di negara tujuan.

"Ini akan menjadi tugas dan tanggung jawab BP3MI untuk bagaimana kita bisa peningkatan sisi penempatan pekerja migran kita tanpa mengesampingkan pelindungan. Jadi pelindungan yang paling penting di antaranya adalah pelindungan sebelum bekerja yang mereka mesti harus kompeten, memiliki kompetensi pada bidang yang akan dituju," Ahnas.

Dari sisi sektor, kebutuhan tenaga kerja yang datang dari luar negeri cukup beragam. Pemerintah memetakan bidang-bidang yang paling banyak diminati sekaligus memiliki potensi penyerapan besar. Pelatihan pun disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja global tersebut.

Direktur Jenderal Penempatan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Ahnas (kiri) dan Kepala BP3MI DKI Jakarta Arman Muis. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)Foto: Direktur Jenderal Penempatan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Ahnas (kiri) dan Kepala BP3MI DKI Jakarta Arman Muis. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Direktur Jenderal Penempatan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Ahnas (kiri) dan Kepala BP3MI DKI Jakarta Arman Muis. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

"Ada bidang yang pertama adalah manufaktur, kemudian caregiver, kemudian juga welder, kemudian juga hospitality dan truck driver sebenarnya ya itu. Dan jabatan lainnya. Artinya truck driver itu bagian dari jabatan lainnya yang kita persiapkan. Tentu ini karena banyak permintaan di beberapa negara di negara penempatan," kata Ahnas.

Tak hanya terbatas pada kawasan tradisional penempatan pekerja migran, arah kebijakan kini mulai diperluas. Indonesia membidik negara-negara dengan standar upah dan kebutuhan tenaga kerja yang lebih tinggi. Komunikasi intensif dengan negara tujuan menjadi bagian upaya untuk pembukaan pasar baru.

"Kalau negara yang sekarang kita sudah tuju sudah seluruh dunia sebenarnya. Jadi udah ratusan negara penempatan, jadi termasuk juga yang kita sekarang sedang kembangkan selain negara-negara di luar yang berdekatan dengan negara kita, ini adalah kita menyasar ke Eropa, kemudian juga Amerika dan Australia yang ini kita coba komunikasi dengan baik di beberapa negara itu," kata Ahnas.

Capaian penempatan pekerja migran sepanjang tahun ini pun mendekati target. Angka realisasi menunjukkan tren yang positif meski waktu tersisa hanya tinggal hitungan hari. Pemerintah optimistis target akhir tahun bisa terpenuhi sepenuhnya.

"Kemarin kita sudah mencapai kurang lebih 41.000 pekerja migran yang kita berangkatkan dari target 42.000. Artinya sudah mencapai kurang lebih 96% dari capaian. Karena ini masih ada beberapa hari mudah-mudahan target itu bisa kita capai menjadi 100%," Kepala BP3MI DKI Jakarta Arman Muis.

(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena Reshuffle, Karding Pamit Jadi Menteri P2MI-Ucapkan Ini ke Prabowo


Most Popular
Features