Teknologi CEOR Minas Pertamina Hulu Rokan Perkuat Kedaulatan Energi

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Rabu, 24/12/2025 08:33 WIB
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), meresmikan Proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) Lapangan Minas Area A, di Zona Rokan, Selasa (23/12). Peresmian CEOR yang berlangsung di Rumbai ini menandai komitmen PHR dalam mengoptimalkan produksi guna mendukung ketahanan energi nasional.

Lapangan Minas, yang berproduksi sejak 1952, merupakan kategori lapangan mature namun masih memiliki potensi cadangan besar di bawah permukaan. Melalui teknologi CEOR, PHR menargetkan peningkatan perolehan minyak sebesar 12% hingga 16% dari Original Oil in Place (OOIP).

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menegaskan, lapangan Minas merupakan salah satu aset paling penting dalam sejarah industri hulu migas Indonesia. Selama puluhan tahun lapangan Minas telah berkontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan energi nasional.


"Namun kita juga menyadari bahwa Minas adalah lapangan yang sudah mature. Keberlanjutan produksinya hanya dapat dijaga melalui inovasi dan penerapan teknologi yang tepat. Oleh karena itu, kita bersyukur dapat meresmikan penerapan Chemical EOR Tahap I di Area A Lapangan Minas," ujar Djoko dikutip Rabu (24/12/2025).

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan mengapresiasi usaha dan kerja keras para pekerja Pertamina, sehingga bisa membuat formula sendiri dalam mendukung upaya menjaga WK Rokan. Menurutnya, CEOR dilaksanakan bukan hanya memenuhi kebutuhan teknis, melainkan manifestasi komitmen negara dalam melaksanakan Asta Cita dan kemandirian energi dalam mengejar target 1 juta barel di tahun 2030.

"Kami bangga atas usaha dan kerja keras Perwira Pertamina sehingga bisa membuat formula sendiri yang sebelumnya mengalami kendala. Jangan berhenti berinovasi dalam memecahkan masalah. Masa depan dan kemandirian energi berada di tangan para pekerja Pertamina sebagai pahlawan energi kebanggaan kita semua," kata dia.

Sementara itu, Plt Gubernur Riau SF Haryanto mendukung proyek CEOR di lapangan Minas sebagai penguatan sinergi pemerintah daerah dan pusat dalam mengelola energi berkelanjutan. Dia menegaskan, Pemprov Riau menyadari posisi strategis Industri migas, termasuk proyek CEOR. Keberhasilan CEOR juga harapan bagi salah satu penopang masa depan ekonomi Riau.

Dia berharap peningkatan produksi dari teknologi ini akan berdampak positif pada keberlanjutan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas. Dana inilah yang akan kembali kepada masyarakat Riau dalam bentuk pembangunan jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan. Melalui Satgas Percepatan Operasi Hulu Migas, Pemprov Riau berkomitmen menciptakan iklim operasi yang kondusif.

"Kami hadir sebagai mitra strategis untuk memperlancar koordinasi lintas sektoral, memastikan keamanan investasi, dan memberikan dukungan penuh agar operasi hulu migas di Riau dapat berjalan aman dan optimal," ucapnya.

Secara global, teknologi CEOR telah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan energi terkemuka dunia. Keberhasilan CEOR, khususnya pada lapangan mature, membuktikan bahwa inovasi teknologi mampu memperpanjang umur lapangan, meningkatkan recovery factor, serta memperkuat ketahanan energi nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengatakan keberhasilan pengembangan CEOR di Wilayah Kerja Rokan tidak hanya menjadi pencapaian teknis, melainkan menjadi simbol transformasi.

"Ini menjadi simbol transformasi Pertamina dalam mengelola aset-aset hulu secara unggul, berdaya saing global, dan berkelanjutan serta semakin mengukuhkan Pertamina sebagai perusahaan migas kelas dunia," kata dia.

Di Proyek CEOR PHR menggunakan bahan kimia yang merupakan kombinasi dari alkali, surfaktan, dan polimer (ASP) yang diinjeksikan ke dalam reservoir untuk menyapu minyak keluar dari pori-pori batuan.

"Yang patut kita banggakan bersama, surfaktan sebagai komponen utama dalam teknologi CEOR ini merupakan hasil inovasi perwira Pertamina. Efektivitasnya telah melalui serangkaian pengujian baik di laboratorium maupun di lapangan, sehingga memastikan keandalan dan kesiapan teknologi ini untuk diterapkan secara komersial," lanjut Oki.

Penerapan CEOR di Minas Area A dengan skala komersial menjadikan PHR sebagai pelopor teknologi CEOR di Indonesia. Keberhasilan proyek ini tidak berhenti di satu area, namun akan membuka peluang pengembangan CEOR di area lain di Wilayah Kerja Rokan, seperti Minas Area B, C, dan D, Balam South, Balam, Bangko, hingga Petani.

Dari sisi produksi, proyek CEOR ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sekitar 70 ribu barel minyak per hari (bph) pada 2030, dan mencapai puncak produksi hingga 200 ribu barel minyak per hari (bph) pada 2036. Capaian ini akan memberikan dampak signifikan bagi kinerja Pertamina dan PHR, juga bagi ketahanan energi nasional, penerimaan negara, serta penguatan kapasitas teknologi dalam negeri.

Lapangan Minas, yang dikenal sebagai penghasil Sumatra Light Crude memiliki luas wilayah 204,37 km², dengan 1.243 sumur aktif dan rata-rata produksi harian 29 ribu barel minyak per hari (bph). Seluruh hasil produksi Zona Rokan dialirkan melalui jaringan pipa ke Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Center di Dumai, sebelum didistribusikan ke kilang Pertamina.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Patra Niaga Siaga Natal Dan Tahun Baru