MARKET DATA

Purbaya Banyak Terbitkan Utang Tenor Pendek 2026, Ini Alasannya!

Zahwa Madjid,  CNBC Indonesia
24 December 2025 09:40
Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, Febrio Kacaribu saat konferensi pers APBN KITA di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (18/12/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal, Febrio Kacaribu saat konferensi pers APBN KITA di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (18/12/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan memperbanyak penerbitan surat utang tenor pendek atau yang disebut Surat Perbendaharaan Negara (SPN) pada 2026.

Direktur Jenderal Stabilitas Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menjelaskan, tujuan utama memperbanyak penerbitan surat utang negara tenor 1-12 bulan itu semata untuk pendalaman pasar obligasi.

"Itu adalah bagian dari arahannya Pak Menteri Keuangan untuk kita melakukan pendalaman pasar," kata Febrio di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Febrio menjelaskan, saat ini, permintaan investor atau pelaku pasar obligasi juga sangat tinggi terhadap SPN. Maka, pemerintah merespons dengan menggencarkan penerbitannya pada 2026, meski belum ada detail proporsinya dalam keseluruhan struktur SUN.

"Itu kan sebenarnya sangat dibutuhkan oleh pasar untuk menjadi referensi sebagai risk free dibandingkan dengan instrumen jangka pendek yang bukan sovereign. Jadi SPN itu sangat dibutuhkan oleh pasar," ucap Febrio.

Ia pun menegaskan, penerbitan SPN yang makin banyak ke depannya tidak akan mengganggu kesinambungan fiskal atau APBN, sebab hanya sebagai bagian dari upaya pemerintah mengelola kas negara lebih efisien.

"Sehingga kita juga melihat bahwa pasar kita sudah cukup reliable. Sehingga kita cukup pede untuk rely on market ketika kita butuh jangka pendek," papar Febrio.

"Demand-nya juga cukup tinggi. Nah ini keseimbangan antara supply dan demand-nya sekaligus kita perdalam pasarnya. Jadi bagus," tegasnya.

Meski begitu, penting dicatat, selama ini pemerintah mengandalkan utang tenor jangka menengah-panjang untuk menunjukkan bahwa risiko beban pembayaran utang pemerintah dalam kondisi aman. Salah satunya termuat dalam artikel "Menjawab Utang" di website Kemenkeu.

(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kemenkeu Banjir Karangan Bunga Buat Menkeu Purbaya Jelang Sertijab


Most Popular
Features