MARKET DATA
Internasional

AS Resmi Balas Dendam, Luncurkan Serangan Besar-besaran ke Negara Arab

luc,  CNBC Indonesia
20 December 2025 07:00
Seorang anggota bekas kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham berjaga di dekat tumpukan obat-obatan terlarang yang terbakar, di bawah pengawasan Departemen Pengendalian Narkotika di Kementerian Dalam Negeri Suriah, di Damaskus, Suriah, 23 Januari 2025. (REUTERS/Yamam Al Shaar)
Foto: Seorang anggota bekas kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham berjaga di dekat tumpukan obat-obatan terlarang yang terbakar, di bawah pengawasan Departemen Pengendalian Narkotika di Kementerian Dalam Negeri Suriah, di Damaskus, Suriah, 23 Januari 2025. (REUTERS/Yamam Al Shaar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke puluhan target kelompok Negara Islam (Islamic State/ISIS) di Suriah pada Jumat (19/12/2025) waktu setempat, menyusul serangan mematikan terhadap personel AS yang terjadi akhir pekan lalu. Serangan balasan ini dikonfirmasi oleh sejumlah pejabat Amerika Serikat.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah berjanji akan melakukan pembalasan setelah seorang penyerang yang diduga berafiliasi dengan ISIS menyerang personel AS di Suriah. Serangan tersebut menewaskan dua tentara Amerika Serikat dan seorang penerjemah sipil.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa serangan udara itu menargetkan pejuang ISIS beserta infrastruktur dan persenjataan mereka. Operasi militer tersebut diberi sandi "OPERATION HAWKEYE STRIKE."

"Ini bukan awal dari sebuah perang, ini adalah deklarasi pembalasan," kata Hegseth, dilansir Reuters. "Hari ini, kami memburu dan membunuh musuh-musuh kami. Banyak dari mereka. Dan kami akan terus melakukannya," tambahnya.

Dua pejabat Amerika Serikat yang mengetahui langsung operasi tersebut, dan berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa serangan udara dilakukan terhadap puluhan target ISIS yang tersebar di wilayah Suriah bagian tengah.

Serangan balasan itu dilakukan setelah insiden pada Sabtu lalu di kota Palmyra, Suriah tengah. Menurut militer AS, seorang penyerang menyerang konvoi gabungan pasukan Amerika Serikat dan Suriah sebelum akhirnya ditembak mati. Dalam insiden tersebut, dua tentara Angkatan Darat AS dan seorang penerjemah sipil tewas, sementara tiga tentara AS lainnya mengalami luka-luka.

Dalam beberapa bulan terakhir, koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat telah berulang kali melakukan serangan udara dan operasi darat di Suriah untuk memburu tersangka anggota ISIS. Operasi-operasi tersebut kerap dilakukan dengan keterlibatan aparat keamanan Suriah.

Saat ini, sekitar 1.000 personel militer Amerika Serikat masih ditempatkan di Suriah sebagai bagian dari upaya memerangi ISIS dan menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

Kementerian Dalam Negeri Suriah menyebut pelaku serangan di Palmyra sebagai anggota pasukan keamanan Suriah yang diduga memiliki simpati terhadap ISIS.

Suriah sendiri kini dipimpin oleh pemerintahan baru yang berasal dari kelompok mantan pemberontak yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad tahun lalu, setelah konflik sipil selama 13 tahun. Pemerintahan baru tersebut mencakup unsur-unsur dari bekas cabang Al Qaeda di Suriah yang telah memutus hubungan dengan jaringan itu dan sebelumnya juga terlibat bentrokan dengan ISIS.

Pemerintah Suriah saat ini diketahui menjalin kerja sama dengan koalisi internasional pimpinan AS dalam memerangi ISIS. Kerja sama itu ditegaskan melalui sebuah kesepakatan yang dicapai bulan lalu, ketika Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa melakukan kunjungan ke Gedung Putih.

 

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Netanyahu Makin Gila, Israel Terobos Masuk & Bombardir Tetangga Saudi


Most Popular
Features