MARKET DATA

Jelang Nataru, Pantauan di Pasar Jakarta Harga Telur Mulai 'Merayap'

Martya Rizky,  CNBC Indonesia
19 December 2025 10:55
Foto Kolase Cabai dan Telur. (CNBC Indoensia)
Foto: Foto Kolase Cabai dan Telur. (CNBC Indoensia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sejumlah bahan pokok terutama telur di pasar  Jakarta mulai bergerak jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sementara harga kebutuhan pokok lain, stabil dengan stok yang cukup.

Hal ini terjadi di tengah peringatan keras Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman agar tidak ada pihak yang bermain harga, pedagang mencatat sebagian komoditas sudah mulai turun, sementara lainnya justru merangkak naik.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Jumat (19/12/2025) pagi, untuk komoditas cabai, pedagang bernama Tatang menyebut harga sudah mulai melandai dalam beberapa hari terakhir. Namun harga tersebut masih terpantau stabil tinggi.

"Sudah mulai turun. (Harga) cabai rawit hari ini Rp75.000 per kg, baru turun 4 hari ya. Sebelumnya Rp90.000 per kg," kata Tatang saat ditemui di lokasi.

Ia menambahkan, cabai merah keriting juga mengalami penurunan. "Kalau yang cabai merah keriting hari ini Rp60.000 per kg, sebelumnya Rp80.000 per kg. Sama, baru 4 hari ini juga turunnya," sambungnya.

Sementara cabai rawit hijau kini berada di level Rp55.000 per kg, dari sebelumnya Rp60.000 per kg. Meski begitu, Tatang mengaku belum bisa memastikan pergerakan harga ke depan.

"Nah itu belum tau (apakah harga akan bergerak naik lagi jelang Nataru), suka nggak nentu. Tapi yang pasti sih hari ini sudah turun," ucap dia.

Soal pasokan, Tatang menyebut stok di tingkat petani sebenarnya cukup.

"Banyak sih, kata petaninya sih banyak ya. Cuma mereka kendala di pengiriman kemarin. Karena hujan ya makanya jadi lama ngirim. Harga keburu naik sebelum dia sampai," jelasnya.

Pedagang cabai lainnya, Tedi, juga mencatat tren serupa. "Harga cabai rawit merah Rp80.000 sekarang, tadinya Rp90.000 an. Baru-baru ini sih turunnya, belum ada seminggu," ungkapnya.

Cabai merah keriting dijual Rp70.000 per kg, sedangkan cabai rawit hijau Rp50.000 per kg. Padahal sebelumnya, harga cabai merah keriting sempat menyentuh Rp85.000 per kg dan rawit hijau Rp60.000 per kg.

Berbeda dengan cabai, harga telur ayam ras justru mengalami kenaikan. Pedagang telur bernama Edi mengatakan harga saat ini berada di Rp33.000 per kg. "Rp33.000 per kg, udah seminggu lah naiknya," ungkap Edi.

Menurutnya, harga normal telur biasanya berada di bawah Rp30.000 per kg."Belum tentu, malah seringnya Rp28.000-Rp29.000 per kg. Kalau udah Rp30.000 per kg itu udah agak tinggi, tapi masih normal. Kalau sekarang udah naik," jelasnya.

Ia menilai kenaikan ini berkaitan dengan momen akhir tahun. "Ya biasa, karena mau Natal (dan) Tahun Baru. Emang biasa pada naik kan," ucap Edi.

Hal senada disampaikan Suryo. "Lagi naik (harga) telur hari ini. Saya jual Rp33.000 per kg. Kemarin saya jual Rp32.000 per kg. Naik dia bertahap," ungkapnya.

Meski demikian, Suryo memastikan pasokan telur ayam tetap aman. "Stok mah aman. Cuma naik aja dari sananya," lanjut dia. Untuk daging ayam, pedagang bernama Epi menyebut harga jual daging ayam sangat berfluktuatif, dan tergolong tinggi sejak beberapa bulan lalu.

"Beda-beda harganya. Ada yang Rp40.000 per ekor, yang kecil. Timbangannya gak sampai 1 kg. Ada yang Rp45.000 per ekor, timbangannya 1,2 kg. Ayam yang besar Rp50.000-Rp60.000 per ekor, beratnya yang 1,5 kg sampai 2 kg," ungkap Epi.

"Harga daging ayam naik turun sih. Setiap hari naik turunnya, jadi susah juga ngebandingin dia naik atau turun. Tapi ini itungannya udah naik ya, udah lama begini. gak jelas ya belakangan kalau buat harga daging ayam," sambungnya.

Meski harga dinilai "anomali", Epi memastikan pasokan melimpah. "Stoknya banyak. Saya juga bingung kenapa harga ayam jadi anomali," ucap dia.

Pedagang lain, Tono, menjual daging ayam di kisaran harga yang sama. "Daging ayam yang saya jual harganya berkisar di Rp40.000-Rp60.000 per ekor, tergantung ukurannya. Kan ada yang kecil, sedang besar," katanya.

Ia menilai harga saat ini cenderung stabil di level tinggi. "Harganya naik, tapi ini naik udah lama, dia naik turun aja gak jelas. Jadinya kayak stabil (tinggi) di segini ya harganya," tukas Tono.

Sementara itu, harga daging sapi terpantau relatif stabil. Pedagang bernama Rukman menyampaikan harga daging sapi untuk bagian paha belakang dipatok di harga Rp130.000 per kg, sementara harga daging sapi bagian paha depan di harga Rp125.000 per kg.

Ia memperkirakan tidak ada kenaikan harga menjelang jelang Nataru. "Mau Natal, Tahun Baru kayaknya gak ada naik lagi sih. Bakal segini aja harganya. Soalnya dia ini harganya sudah naik dari 2 tahun lalu. Jadi kayaknya tahun ini gak ada naik lagi," ujar Rukman.

Sebelumnya, Menteri Pertanian sekaligus Kepala Bapanas Amran Sulaiman memberi peringatan keras agar tidak ada pelaku usaha yang memanfaatkan momentum Nataru untuk bermain harga.

"Jangan coba-coba permainkan harga untuk mengambil keuntungan yang tidak wajar. Kami tidak akan segan. Jika tidak tegas, pemerintah yang dihujat rakyat," kata Amran dalam keterangan resminya, Kamis (18/12/2025).

Ia bahkan menyebut akan bertindak tegas terhadap pihak yang "offside". "Aku tidak mau terulang, yang menaikan harga, aku vertigokan," tegasnya.

Pemerintah bersama Satgas Pangan Polri juga memastikan pengawasan ketat di lapangan untuk mencegah penimbunan dan spekulasi, demi menjaga stabilitas harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru.

(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Daging Ayam Sudah Sebulan Naik Terus, Lampaui Saat Lebaran


Most Popular
Features