Hingga September, MBMA Catatkan Produksi Bijih Nikel 14,5 Juta ton
Verda Nano Setiawan ,
CNBC Indonesia
18 December 2025 12:53
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) mengumumkan kinerja operasional selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025. Perusahaan mencatat pertumbuhan signifikan pada produksi dan penjualan bijih nikel.
Meskipun di sisi lain, produksi Nickel Pig Iron (NPI) menurun akibat pemeliharaan terjadwal fasilitas smelter serta pengurangan strategis produksi High-Grade Nickel Matte (HGNM) pada paruh pertama 2025.
Sepanjang periode ini, MBMA mencatatkan pertumbuhan terhadap produksi bijih nikel di tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) dengan memproduksi 14,5 juta ton bijih. Jumlah tersebut melonjak 68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun, margin tetap terjaga karena MBMA berhasil menekan biaya melalui disiplin operasional dan peningkatan efisiensi. MBMA mencatat biaya kas sesuai dengan panduan, yakni di bawah US$25 per wet metric tonnes (wmt) untuk saprolit dan US$13 per wmt untuk limonit.
Selama periode tersebut, smelter Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) menghasilkan 52.863 ton NPI, turun 17% YoY akibat pemeliharaan RKEF yang telah dijadwalkan.
Meski demikian, hingga September 2025 MBMA mencatat margin NPI yang kuat sebesar US$1.866 per ton nikel (tNi), didukung oleh berkurangnya ketergantungan pada pasokan saprolit pihak ketiga serta penggunaan sumber energi yang lebih terintegrasi.
Saat ini, 80% bijih nikel yang digunakan pada fasilitas RKEF berasal dari Tambang SCM, meningkat dari 48%. Pada Oktober 2025, MBMA kembali memulai produksi HGNM setelah memperoleh kontrak dengan ketentuan ekonomi yang lebih menguntungkan.
Produksi HGNM sebelumnya dihentikan sementara pada Maret 2025 sebagai bagian dari keputusan strategis untuk memprioritaskan produk NPI dengan margin yang lebih tinggi.
"Kinerja sembilan bulan 2025 menegaskan fokus MBMA pada penciptaan nilai, bukan semata peningkatan volume," ujar Presiden Direktur PT Merdeka Battery Materials Tbk Teddy Oetomo dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).
Menurut dia, perbaikan margin NPI dan biaya kas mencerminkan manfaat dari model terintegrasi penambangan hingga pengolahan, khususnya melalui peningkatan penggunaan bijih saprolit dari sumber internal serta solusi energi yang lebih efisien.
Teddy mengatakan MBMA terus berinvestasi pada proyek-proyek pertumbuhan strategis, termasuk pengembangan fasilitas pengolahan High Pressure Acid Leach (HPAL) yang terintegrasi melalui kemitraan dengan perusahaan bahan baku baterai terkemuka.
PT ESG New Energy Material (PT ESG) dan PT Meiming saat ini telah berproduksi menggunakan Feed Preparation Plant (FPP) yang tersedia di kawasan IMIP. Produksi diharapkan meningkat setelah FPP dan infrastruktur pipa dari tambang SCM mulai beroperasi pada kuartal keempat 2025 (4Q25).
Sementara itu, PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) terus melanjutkan pembangunan pabrik HPAL dengan kapasitas 90.000 ton per tahun, dengan komisioning lini produksi pertama ditargetkan pada pertengahan 2026.
Proyek-proyek strategis lainnya juga berjalan sesuai jadwal, termasuk fasilitas Pabrik AIM (Acid Iron Metal) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI). Proses commisioning pabrik klorida dan katoda tembaga saat ini berada pada tahap akhir, dan seluruh fasilitas utama termasuk pabrik pirit, asam, logam klorida, dan katoda tembaga, diharapkan mulai beroperasi pada akhir 2025. (ven/miq)
[Gambas:Video CNBC]