Serbu! Italia Buka 500 Ribu Lowongan Pekerja Migran, RI Siap Kirim?

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 18:45 WIB
Foto: Menteri P2MI Mukhtarudi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (17/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peluang besar terbuka bagi pekerja migran Indonesia (PMI) di Eropa. Italia, kabarnya akan membuka hingga 500 ribu lowongan pekerjaan migran dari seluruh dunia pada 2026, dan Indonesia bersiap ikut berebut kuota tersebut dengan menargetkan puluhan ribu penempatan.

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin mengungkapkan, gelombang kebutuhan tenaga kerja di Eropa, khususnya Italia, menjadi salah satu peluang terbesar bagi PMI dalam waktu dekat.

"Uni Eropa, di Italia tahun depan itu membuka 500 ribu untuk pekerja migran seluruh dunia, mereka buka 500 ribu lowongan, 500 ribu orang," ungkap Mukhtarudin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (17/12/2025).


Dari jumlah tersebut, Indonesia menargetkan bisa mengisi sekitar 10% atau sekitar 50 ribu tenaga kerja. Penempatan itu akan difokuskan pada sektor-sektor profesional yang membutuhkan keahlian khusus.

"Kita mungkin akan mengisi sekitar 50 ribu lah dari target Italia, untuk sektor-sektor seperti ABK (Anak Buah Kapal) Pesiar, Perawat, kemudian Hospitality, dan lain-lain," ucapnya.

Selain Eropa, permintaan PMI juga datang dari berbagai negara Asia dan Pasifik.

Foto: Italia memerintahkan penutupan sekolah, bar, dan ruang publik lainnya di 10 kota, menyusul banyaknya kasus virus korona baru muncul di negara itu. (AP Photo/Luca Bruno)
Two reporters stand in front of the San Biagio Church in Codogno, near Lodi, Northern Italy, Saturday, Feb. 22, 2020. A dozen northern Italian towns were on effective lockdown Saturday after the new virus linked to China claimed two fatalities in Italy and sickened an increasing number of people who had no direct links to the origin of the virus. The secondary contagions prompted local authorities in towns in Lombardy and Veneto to order schools, businesses and restaurants closed, and to cancel sporting events and Masses. (AP Photo/Luca Bruno)

"Yang paling banyak sih sementara Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea. Kemudian ada juga beberapa negara Eropa Timur, Turki dan Australia, New Zealand," sebut dia.

Seluruh peluang kerja yang dibidik, baik di Italia maupun negara lain, ia menekankan semuanya berada di sektor profesional. "Tapi semuanya ini adalah profesional worker ya."

Sementara itu, Mukhtarudin mengungkapkan target penempatan PMI pada 2026 dipatok sebanyak 500 ribu orang. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan target 2025 yang sebesar 259 ribu orang. Adapun realisasi penempatan PMI sepanjang 2025 telah melampaui target, yakni mencapai 110% atau sekitar 280 ribu PMI yang berhasil diberangkatkan.

"Untuk Target 2025, target kita kan 259 ribu yang berangkat. Sampai tanggal 15 Desember kemarin sudah 280 ribu, berarti kita sudah 110%. Jadi sudah melebihi target tahun 2025 untuk penempatan kita," ujarnya.

Ia mengatakan, permintaan akan pekerja migran Indonesia di pasar global sangat tinggi, yakni mencapai 350 ribu lowongan pekerjaan di luar negeri yang terbuka tahun ini, dengan dominasi sektor profesional dan pekerja terampil.

"Sebenarnya dari sisi demand/permintaan sangat tinggi ya. Tahun 2025 itu ada 350 ribuan lowongan pekerjaan, dan ini semuanya sektor profesional, skill worker dari beberapa negara Asia, Eropa, dan Timur Tengah, khususnya yang skill worker ataupun yang profesional," kata Mukhtarudin.

Namun, tingginya permintaan global itu belum sepenuhnya bisa dipenuhi. Indonesia baru mampu mengisi sekitar 20% dari total lowongan yang tersedia.

"Berarti masih ada 80% lagi lowongan pekerjaan luar negeri yang belum kita mampu isi. Keterbatasan dari sisi supply kita," ucapnya.

Menurut Mukhtarudin, kendala utama terletak pada kesiapan tenaga kerja dalam negeri. Mayoritas lowongan mensyaratkan kompetensi dan keahlian tertentu yang belum sepenuhnya dimiliki calon PMI.

"Kenapa kita terbatas dari sisi supply kita, karena pekerjaan yang profesional ini menuntut kompetensi, menuntut keahlian, dan kita belum siap," terang dia.

Untuk mengejar peluang besar seperti di Italia, pemerintah menyiapkan program vokasi berskala besar yang menjadi arahan langsung Presiden Prabowo Subianto.

"Makanya kita ada program Bapak Presiden untuk mempersiapkan vokasi 500 ribu pada 2026 yang akan datang, untuk mengisi ini. Karena masih ada gap antara output pendidikan kita, baik yang perguruan tinggi maupun yang kejuruan terhadap kebutuhan pasar global," jelasnya.

Ia menambahkan, pelatihan vokasional akan menjadi penghubung antara lulusan pendidikan dan kebutuhan riil pasar kerja internasional.

"Gap ini kita isi dengan vokasional, ataupun dengan program melakukan pelatihan, agar lowongan yang ada ini bisa kita isi secara maksimal," pungkasnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertanian: Tulang Punggung Yang Mulai Rapuh