MARKET DATA

Ada Maskapai Baru Ancang-ancang Terbang di Langit RI, Ini Bocorannya

Ferry Sandi,  CNBC Indonesia
17 December 2025 20:50
Sejumlah pesawat dari berbagai maskapai penerbangan di pelataran pesawat Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/1/2018)
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah maskapai penerbangan ternyata sudah mulai menjajaki komunikasi dengan operator bandara nasional, InJourney. Meski realisasinya belum tentu terjadi dalam waktu dekat, InJourney memberi sinyal pendekatan ini sudah mulai terjalin, termasuk dengan beberapa maskapai yang kerap disebut belakangan seperti AirBorneo dan Mukhtara Air.

"Sudah ada komunikasi dengan beberapa maskapai yang disebut (Borneo Air dan Mukhtara Air), tapi memang bukan untuk tahun ini. Beberapa maskapai baru seperti VietJet sudah mulai beroperasi di Bali dan Soekarno-Hatta," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia Muhammad Rizal Pahlevi di bandara Soekarno Hatta, Rabu (17/12/2025).

Komunikasi dengan maskapai baru tidak berhenti pada pasar regional saja. Operator bandara aktif memasarkan potensi Indonesia dalam berbagai forum internasional. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat posisi bandara nasional dalam jaringan penerbangan global.

"Kami juga terus berkomunikasi dan mengundang maskapai baru melalui forum marketing global di Dubai, Shanghai, dan Singapura untuk memperkuat jaringan spoke and hub. Visi Masa Depan kami Bandara sebagai Destinasi Soekarno-Hatta sangat memungkinkan untuk menjadi seperti Changi Airport di Singapura," kata Rizal.

Menurut manajemen, transformasi bandara bukanlah proses instan. Dibutuhkan konsistensi dan investasi jangka panjang agar bandara tidak hanya menjadi titik transit. Pengalaman penumpang menjadi bagian penting dalam strategi tersebut.

Sejumlah pesawat dari berbagai maskapai penerbangan di pelataran pesawat Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/1/2018)Foto: Muhammad Sabki
Sejumlah pesawat dari berbagai maskapai penerbangan di pelataran pesawat Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/1/2018)

"Changi tidak dibangun dalam semalam, mereka membangunnya selama puluhan tahun. Jika kita melihat Changi hari ini, mereka tidak lagi mendeklarasikan diri hanya sebagai bandara, tetapi sebagai destinasi. Mereka membangun fasilitas hiburan seperti salju buatan (seperti di Dubai) dan pusat perbelanjaan di dalam bandara," sebut Rizal.

Namun, pendekatan Indonesia tentu memiliki karakter tersendiri. Keunggulan wisata alam dinilai menjadi pembeda utama dibandingkan negara lain. Bandara diarahkan untuk menjadi pintu masuk yang menyatu dengan kekuatan destinasi nasional.

"Satu sisi, kita tidak bisa membandingkan secara langsung (apple-to-apple) pembangunan Changi dengan kita karena kita memiliki destinasi wisata alam yang sangat bagus dan asli. Namun, sebagai anggota InJourney Holding, kami ingin memastikan bandara kami juga menjadi bagian dari pengalaman perjalanan yang terintegrasi dengan destinasi wisata tersebut," ujar Rizal.

Sementara itu Wakil Direktur Utama InJourney Airports Achmad Syahir menyebut masuknya maskapai baru pada dasarnya disambut positif oleh operator bandara. Peningkatan jumlah maskapai diyakini akan mendorong pertumbuhan trafik penumpang. Meski begitu, pengelolaan kapasitas tetap menjadi perhatian utama.

"Dan terakhir maskapai baru, sebenarnya prinsipnya airport tuh senang sekali, semakin banyak maskapai kan trafik kita naik. Jadi kita dalam posisi welcome kalau memang (masuk), tapi memang kita menekankan agar ada maskapai itu kita juga bisa mengatur slot-nya, sehingga kapasitas bandara juga bisa dioptimalkan," kata Achmad Syahir.

(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indonesia Airlines Belum Bisa Terbang di RI, Ini Penjelasan Kemenhub


Most Popular
Features