Internasional

Ukraina Akui Perang Hampir Kelar, Tinggal Tunggu "acc" Putin

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 15:25 WIB
Foto: Infografis/ zelensky menggila, ini tanda kemenangan ukraina dari Rusia/Aristya rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina mengeklaim proposal untuk mengakhiri perang dengan Rusia hampir rampung dan siap diserahkan ke Moskow dalam beberapa hari ke depan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan rancangan tersebut tengah difinalisasi bersama Amerika Serikat (AS) dan akan disampaikan oleh utusan Washington kepada Kremlin.

Zelensky menyebut pembahasan terakhir dengan pejabat AS dalam pertemuan di Berlin menghasilkan kemajuan signifikan, meski rencana damai itu diakuinya belum sepenuhnya sempurna.

"Rencana ini tidak ideal, tetapi sangat layak," kata Zelensky kepada wartawan, seraya menambahkan masih ada sejumlah isu sensitif yang belum sepenuhnya disepakati, seperti dikutip The Associated Press, Rabu (17/12/2025).


Salah satu poin krusial yang masih menjadi ganjalan adalah masa depan wilayah Ukraina yang diduduki pasukan Rusia. Meski demikian, Zelensky menegaskan pembicaraan terbaru membawa Ukraina semakin dekat pada kesepakatan terkait jaminan keamanan pascaperang.

"Setelah pembicaraan di Berlin, kita sangat dekat dengan jaminan keamanan yang kuat," ujarnya.

Namun, persoalan wilayah tetap menjadi batu sandungan utama. Zelensky menegaskan Kyiv menolak mengakui kendali Moskow atas wilayah Donbas, yang mencakup Luhansk dan Donetsk, meski Rusia menguasai sebagian kawasan tersebut. Ia juga menanggapi usulan AS terkait pembentukan "zona ekonomi bebas" di Donbas.

"Zona ekonomi bebas tidak berarti berada di bawah kendali Federasi Rusia," tegasnya.

Putin sendiri menuntut pengakuan atas empat wilayah utama yang direbut pasukan Rusia, serta Semenanjung Krimea yang dianeksasi Moskow pada 2014.

Upaya perdamaian yang dipimpin AS kini memasuki tahap penting dengan sorotan beralih ke Moskow. Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan menolak beberapa proposal utama, termasuk jaminan keamanan jangka panjang bagi Ukraina yang dirumuskan bersama AS dan negara-negara Eropa Barat.

Seorang pejabat NATO yang berbicara secara anonim mengatakan, skema keamanan yang diusulkan akan bertumpu pada dukungan Barat untuk menjaga kekuatan militer Ukraina.

"Eropa akan memimpin pasukan multinasional dan multi domain untuk memperkuat pasukan tersebut dan mengamankan Ukraina dari darat, laut, dan udara, sementara AS akan memimpin mekanisme pemantauan dan verifikasi gencatan senjata dengan partisipasi internasional," katanya.

Dari pihak Rusia, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan Moskow menginginkan kesepakatan damai yang komprehensif, bukan gencatan senjata sementara. Ia menyebut Rusia ingin menghentikan perang, mengamankan kepentingannya, dan menjamin stabilitas Eropa di masa depan.

"Kami menginginkan perdamaian, bukan gencatan senjata yang memberi Ukraina waktu jeda untuk melanjutkan perang," kata Peskov kepada wartawan.

Pejabat AS sebelumnya menyebut terdapat konsensus antara Ukraina dan Eropa atas sekitar 90% rencana perdamaian yang disusun Washington. Presiden AS Donald Trump pun menyampaikan optimisme bahwa kesepakatan kini lebih dekat dari sebelumnya.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ukraina Siap Lepas Ambisi Masuk NATO,Trump Klaim Damai Mendekat