Internasional

Media Asing Sorot Bendera Putih Dikibarkan Warga Aceh

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 13:00 WIB
Foto: Sebuah bendera putih dikibarkan di sepanjang tepi jalan di daerah yang membutuhkan bantuan setelah banjir bandang di Aceh Tamiang, Sumatera Utara, pada 15 Desember 2025. (AFP/YASUYOSHI CHIBA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Media asing menyoroti lagi bencana banjir di Sumatra. Salah satunya warga Aceh yang dilaporkan mengibarkan bendera putih.

Ini dimuat laman Singapura, Channel News Asia (CNA). Dikatakan bahwa warga Aceh telah mengibarkan bendera putih untuk menandakan mereka tidak lagi mampu mengatasi kondisi di sana.

"Lebih dari 1.000 orang di pulau Sumatra telah meninggal dalam bencana yang terjadi sekitar 25 November," tulis laman itu dalam artikel berjudul "sumatra floods: Aceh residents raise white flags in desperation as hunger, shortages bite".


"Namun, bantuan pemerintah kesulitan mencapai beberapa daerah terpencil dan selain kekurangan pangan dan listrik yang belum pulih, masalah kesehatan seperti demam, tifus, dan penyakit kulit juga menimpa para penyintas," tambahnya.

"Warga telah mengibarkan bendera putih di depan rumah-rumah di desa-desa, di sepanjang jalan raya nasional, dan di pos-pos darurat serta lokasi evakuasi. Kantor-kantor pemerintah daerah juga mengibarkan bendera putih untuk memprotes apa yang digambarkan warga sebagai lambatnya respons pemerintah pusat terhadap bencana tersebut, menurut laporan media lokal," muat laman tersebut lagi.

"Banjir telah menghancurkan ribuan rumah dan melumpuhkan ekonomi lokal, dengan pejabat pemerintah senior mengatakan bahwa rekonstruksi di seluruh wilayah yang terdampak di Sumatera diperkirakan akan menelan biaya setidaknya US$3,11 miliar."

Salah satu wilayah yang disebut memuat bendera putih adalah Kabupaten Aceh Tamiang, di Aceh Timur. Dikatakan bahwa bendera juga terlihat di sepanjang jalan raya nasional yang menghubungkan ibu kota Banda Aceh dengan Medan di Sumatera.

Sementara itu, laman Prancis AFP, memuat tulisan tentang bagaimana warga Aceh korban banjir kini bertahan. Dalam artikel berjudul "Indonesians reeling from flood devastation plea for global help", digambarkan bagaimana beberapa penyintas tak punya tempat tujuan setelah kehilangan rumah dan bisnisnya.

"Nurlela Agusfitri tidak punya tempat tujuan setelah kehilangan rumah dan bisnisnya akibat banjir dahsyat yang menghancurkan pulau Sumatra, Indonesia, dan menewaskan lebih dari 1.000 orang," muatnya.

"Hampir tiga minggu sejak banjir besar melanda pulau itu, Nurlela yang berusia 40 tahun berjalan tanpa alas kaki melewati pohon-pohon yang tumbang dan puing-puing, sementara para korban dan kelompok masyarakat sipil menyerukan bantuan internasional," katanya.

"Nurlela mengatakan dia telah mengungsi bersama dua anaknya saat air menggenang di sekitar rumahnya di desa Pengidam, tempat dia biasa menjalankan kios yang menjual barang-barang seperti minyak goreng dan gula... Ketika dia kembali, tidak ada yang tersisa."

Digambarkan juga bagaimana pemerintah sudah berupaya. Namun frustrasi meningkat.

"Sebelum air datang, puluhan keluarga di desa Nurlela bergantung pada perkebunan kelapa sawit dan peternakan untuk mata pencaharian mereka," muat laman itu lagi.

"Namun kini pemandangan telah berubah total: kayu gelondongan dan lumpur telah mengubur desa, dan rumah-rumah serta perkebunan kelapa sawit telah lenyap," tulisnya lagi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ratusan Korban Jiwa Banjir Sumatra Dapat Sorotan Media Asing