FoodAgri Insight

Video: Dirut Pupuk Indonesia Ungkap Berkah Pupuk Subsidi Turun 20%

CNBC Indonesia TV, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 10:14 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintahan Presiden Prabowo menargetkan pencapaian swasembada pangan sebagai bagian dari strategi mencapai ketahanan pangan nasional dalam menghadapi ketidakpastian global.

Salah satu upaya pemerintah untuk mempercepat target swasembada menuju ketahanan pangan adalah penyaluran pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton sepanjang tahun 2025. Kebijakan ini didukung oleh Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 113 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi yang juga berdampak positif ke industri pupuk karena terdapat perbaikan mekanisme pembayaran pupuk subsidi, penguatan pengawasan penyaluran, serta penegasan prioritas pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan penguatan dan perbaikan tata kelola pupuk ini menjadi bukti nyata kehadiran pemerintah dalam mengatasi persoalan pupuk di tingkat petani.

Perpres 113/2025 ini juga mampu menurunkan harga pupuk subsidi hingga 20% yang akan meringankan beban produksi petani, di sisi lain harga pupuk subsidi yang dibayar sesuai harga pasar maka Pupuk Indonesia bisa semakin efisien dan bisa secara mandiri meremajakan pabrik tua.

Perbaikan kebijakan sektor pupuk mampu membantu peningkatan produksi dan serapan pupuk yang diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian ikut naik.

Ke depan Pemerintah berencana membangun 7 pabrik pupuk baru di kawasan Pupuk Pusri, Pupuk Kaltim, Pabrik Pupuk di Aceh dan Pabrik NPK Nitrat di Cikampek, Pabrik NPK di Gresik dan Pabrik pupuk di Fakfak Papua. Ditargetkan pembangunan pabrik pupuk baru bisa mempertahankan kapasitas produksi 9,4 juta ton pupuk urea dan penambahan 1 juta ton pupuk NPK dengan total investasi mencapai Rp50 triliun.

Seperti apa target dan strategi bisnis Pupuk Indonesia? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 17/12/2025)