FOTO Internasional

Bukan Sumatra! Potret Ribuan "Bangkai" Kayu Muncul Usai Banjir di Sini

Reuters, CNBC Indonesia
Rabu, 17/12/2025 10:15 WIB

Banjir besar di Santa Cruz, Bolivia, memunculkan ribuan pohon tumbang yang hanyut bersama luapan sungai, menandai parahnya kerusakan lingkungan pascabanjir.

1/7 Anggota komunitas dari berbagai desa mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, 16 Desember 2025. (REUTERS/Claudia Morales)

Para penyelamat dan warga mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, Selasa (16/12/2025). (REUTERS/Claudia Morales)

2/7 Anggota komunitas dari berbagai desa mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, 16 Desember 2025. (REUTERS/Claudia Morales)

Presiden Bolivia Rodrigo Paz menyebut bencana ini sebagai salah satu yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Ia mengkritik pemerintahan sebelumnya yang dinilainya meninggalkan negara tanpa sumber daya memadai untuk merespons keadaan darurat, sehingga memperlambat upaya penanganan bencana dan bantuan bagi para korban. (REUTERS/Ipa Ibanez)

3/7 Anggota komunitas dari berbagai desa mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, 16 Desember 2025. (REUTERS/Claudia Morales)

Pihak berwenang memperingatkan hujan lebat diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Kondisi cuaca ekstrem ini diperparah oleh gabungan fenomena El Niño dan La Niña, yang menurut Paz telah memicu curah hujan pada tingkat rekor, tertinggi dalam lebih dari satu abad. (REUTERS/Claudia Morales)

4/7 Anggota komunitas dari berbagai desa mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, 16 Desember 2025. (REUTERS/Claudia Morales)

Bolivia sebelumnya kehilangan sekitar 10,4 juta hektar lahan akibat kebakaran hutan pada 2014, yang tercatat sebagai krisis kebakaran hutan terburuk dalam sejarah negara itu. Paz menegaskan bahwa kerusakan lingkungan jangka panjang telah meningkatkan kerentanan Bolivia terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir besar yang kini melanda Santa Cruz. (REUTERS/Claudia Morales)

5/7 Anggota komunitas dari berbagai desa mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, 16 Desember 2025. (REUTERS/Claudia Morales)

Akibatnya puing-puing kayu muncul usai banjir menerjang. (REUTERS/Claudia Morales)

6/7 Anggota komunitas dari berbagai desa mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, 16 Desember 2025. (REUTERS/Claudia Morales)

Pada hari yang sama, Presiden Paz menggelar pertemuan dengan para ahli, anggota kabinet, serta ilmuwan cuaca untuk menilai dampak banjir dan langkah penanganan selanjutnya. Ia juga menyoroti deforestasi luas selama dua dekade terakhir sebagai faktor yang memperburuk banjir di kawasan tersebut. (Vice Ministry of Civil Defense/Handout via REUTERS)

7/7 Anggota komunitas dari berbagai desa mencari orang hilang di antara puing-puing kayu setelah banjir yang dipicu oleh luapan sungai di wilayah Santa Cruz timur mengisolasi beberapa komunitas, di El Torno, Bolivia, 16 Desember 2025. (REUTERS/Claudia Morales)

Sementara itu, jumlah korban tewas akibat banjir yang dipicu luapan sungai di wilayah Santa Cruz, Bolivia bagian timur, meningkat menjadi tujuh orang. Sedikitnya 20 orang dilaporkan hilang, sementara ratusan keluarga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka terendam. (REUTERS/Claudia Morales)