Internasional

Geger, Tentara Bayaran Rusia Muncul di Perang Thailand-Kamboja

sef, CNBC Indonesia
Selasa, 16/12/2025 14:10 WIB
Foto: Ilustrasi tentara bayaran Rusia (French Army via AP, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara bayaran Rusia dilaporkan muncul di perang dua tetangga RI, Thailand dan Kamboja. Perlu diketahui sejak awal bulan ini, konflik kedua negara terkait perbatasan kembali memanas, mengakhiri gencatan senjata Oktober di KTT ASEAN yang dimediasi Malaysia dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip Bangkok Post, semua kantor polisi di distrik Muang, Thailand, telah diperintahkan untuk memantau secara ketat warga negara Rusia yang tinggal di daerah tersebut. Mereka diyakini merupakan tentara bayaran yang disewa untuk menyabotase situs militer dan area ekonomi utama provinsi timur laut Bangkok itu.


"Kepala Polisi Provinsi, Pol Maj Gen Narongsak Phromtha, mengeluarkan instruksi setelah sebuah unggahan muncul di halaman Facebook Kantor Polisi Phon Krung, yang berada di distrik Muang, pada Minggu malam," muat laman tersebut dikutip Selasa (16/12/2025).

"Unggahan menyatakan bahwa polisi telah menerima laporan bahwa seorang warga negara Rusia telah disewa oleh Kamboja untuk menggunakan drone guna menyerang lokasi-lokasi strategis di provinsi tersebut, termasuk Pangkalan Udara Wing 1," tambahnya.

"Meminta masyarakat yang melihat adanya kejanggalan untuk segera memberitahu polisi," tambahnya lagi.

Polisi distrik Muang juga dilaporkan memantau dan memeriksa semua hotel, resor, wisma, dan rumah sewa di sana. Masyarakat diimbau untuk melaporkan setiap individu mencurigakan yang terlihat di daerah tersebut.

Pihak berwenang juga mengingatkan masyarakat tentang larangan menerbangkan drone dalam radius 9 kilometer (km) dari pangkalan udara untuk memastikan keselamatan operasi pesawat. Ini diyakini juga terkait kemunculan tentara bayaran tersebut.

Hal senada juga diamini kepolisian pusat. Pejabat kepolisian, Mayor Jenderal Narongsak mengatakan bahwa ia juga telah mengadakan konferensi daring dengan kepala-kepala dari 32 kantor polisi distrik di provinsi tersebut.

Juru Bicara Kepolisian Kerajaan Thailand, Polisi Mayor Jenderal Siriwat Deepor, juga membahas masalah ini pada konferensi pers bersama tentang situasi Thailand-Kamboja pada hari Senin. Ia mengatakan bahwa penyelidikan atas laporan tersebut sedang berlangsung.

Meski begitu, Kedutaan Besar Rusia kemudian menanggapi laporan yang beredar tersebut. Kremlin mengatakan bahwa laporan itu tidak berdasar dan kemungkinan besar berasal dari luar wilayah tersebut.

"Laporan tersebut tampaknya bertujuan untuk melanggar hak-hak warga negara Rusia yang tinggal di Thailand sebagai turis atau untuk tujuan bisnis dan untuk merusak hubungan jangka panjang antara Rusia dan Thailand," kata kedutaan.

"Rusia memiliki rekam jejak yang panjang dalam menjaga persahabatan tradisionalnya dan mempromosikan kerja sama dengan Thailand dan Kamboja. Kami ingin semua perselisihan diselesaikan hanya dengan cara damai," tegas kedutaan lagi.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bentrokan Thailand-Kamboja Hari 5, Warga Thailand Terlantar