Kelompok separatis Dewan Transisi Selatan (Southern Transitional Council/STC) yang didukung Uni Emirat Arab (UEA) kembali memperluas pergerakan militernya di Yaman selatan. Langkah ini memicu kekhawatiran konflik lama di negara tersebut kembali memanas, sekaligus menggerus posisi pemerintah Yaman yang diakui secara internasional. (REUTERS/Stringer)
Melansir The Associated Press, sayap bersenjata STC, Angkatan Bersenjata Selatan, mengumumkan telah memulai operasi militer di provinsi Abyan pada Senin (15/12/2025) waktu setempat. Operasi tersebut disebut sebagai bagian dari "Operasi Panah Timur" yang diluncurkan sejak Agustus 2022 dengan dalih memerangi jaringan al-Qaeda di wilayah timur provinsi itu. (REUTERS/Stringer)
Juru bicara pasukan STC, Letnan Kolonel Mohammed al-Naqib, memposting gambar iring-iringan kendaraan lapis baja dan pasukan yang bergerak menuju Abyan melalui platform X. Ia mengatakan kepada stasiun televisi yang berafiliasi dengan STC bahwa pasukannya telah memulai "serangan langsung terhadap beberapa target" di wilayah tersebut, tanpa merinci lebih lanjut. (REUTERS/Stringer)
Pergerakan ini terjadi setelah STC dalam beberapa pekan terakhir merebut sebagian besar wilayah strategis di provinsi Hadramout dan Mahra, termasuk fasilitas minyak penting serta area perbatasan dengan Oman. Ekspansi tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa ketenangan relatif dalam perang saudara Yaman yang telah berlangsung lebih dari satu dekade akan runtuh. (REUTERS/Stringer)
Yaman telah terjerumus dalam perang saudara sejak 2014, melibatkan kelompok Houthi, pemerintah yang diakui secara internasional, serta kekuatan regional seperti Arab Saudi dan UEA. Meski konflik antara Houthi dan koalisi pimpinan Saudi relatif stagnan dalam beberapa tahun terakhir, pergerakan terbaru STC berpotensi membuka babak baru ketegangan di wilayah selatan negara itu. (REUTERS/Stringer)