MARKET DATA

Jelang Nataru 2026, RI Punya Cadangan Listrik 15,2%

Firda Dwi Muliawati,  CNBC Indonesia
15 December 2025 19:38
Petugas PLN tengah mengecek kesiapan Gardu Induk bertegangan 150 kilovolt (kV) yang akan memasok operasional smelter milik Antam di Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Dok: PT PLN (Persero)
Foto: Petugas PLN tengah mengecek kesiapan Gardu Induk bertegangan 150 kilovolt (kV) yang akan memasok operasional smelter milik Antam di Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Dok: PT PLN (Persero)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan pasokan listrik saat ini masih surplus dibandingkan dengan prediksi kebutuhan masyarakat. Utamanya, dalam menyambut momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Ketua Posko Nataru Sektor ESDM Erika Retnowati menegaskan bahwa daya mampu pasok pembangkit secara nasional berada di posisi yang sangat kuat untuk melayani kebutuhan listrik selama periode liburan.

"Sehingga terdapat cadangan total sebesar 7.122 Mega Watt atau 15,2%," jelasnya dalam Konferensi Pers Posko Nataru di Gedung BPH Migas, Jakarta, Senin (15/12/2025).

Dia menjabarkan, kondisi pasokan tenaga listrik pada sistem kelistrikan Jawa-Bali, Sumatra, Kalimantan, dan sebagian besar Indonesia Timur pada periode Nataru dalam kondisi aman. Terhitung, beban puncak kelistrikan mencapai 46.808 Mega Watt (MW) dan daya mampu pasok sebesar 53.930 MW.

Selisih antara kemampuan pasok dan beban puncak tersebut menciptakan reserve margin atau cadangan daya sebesar 15,2%.

Dengan demikian, angka tersebut dinilai cukup aman untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan dari potensi gangguan, sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah Natal dan merayakan pergantian tahun dengan nyaman tanpa khawatir akan gangguan pasokan listrik.

"Kita tentunya berharap bahwa segala hal baik di atas dapat selalu terjaga dan kita terus melakukan segala upaya antisipasi terutama di wilayah yang mayoritas melaksanakan Hari Raya Natal dan juga Tahun Baru," imbuhnya.

Pemerintah sendiri telah mengaktifkan Posko Nasional Sektor ESDM selama 22 hari, mulai dari 15 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026, untuk memantau kondisi energi secara real-time. Selain menjaga ketersediaan listrik, posko tersebut juga bertugas mengawasi distribusi BBM, gas, serta memantau aktivitas gunung api di daerah-daerah rawan bencana.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Lengkap Tarif Listrik per kWh untuk 13 Golongan Pelanggan PLN


Most Popular
Features