MARKET DATA
Internasional

Awal Mula Penembakan Massal Pantai Bondi Australia, Netanyahu Bereaksi

sef,  CNBC Indonesia
15 December 2025 14:10
Serangan bersenjata mengguncang kawasan Pantai Bondi, Sydney, dalam sebuah penyerangan yang menurut otoritas menargetkan komunitas Yahudi yang sedang menggelar perayaan Hanukkah pada Minggu (14/12/2025). (Tangkapan Layar Video Reuters/@BONUSIK28 VIA X)
Foto: Serangan bersenjata mengguncang kawasan Pantai Bondi, Sydney, dalam sebuah penyerangan yang menurut otoritas menargetkan komunitas Yahudi yang sedang menggelar perayaan Hanukkah pada Minggu (14/12/2025). (Tangkapan Layar Video Reuters/@BONUSIK28 VIA X)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan massal terjadi di Sydney, Australia, Minggu. Dua penembak melepaskan peluru di tengah-tengah keramaian saat perayaan Hanukkah Yahudi dilakukan di Pantai Bondi.

Dilaporkan sebanyak 15 orang tewas. Lalu bagaimana awal mula kejadian dan fakta lainnya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Senin (15/12/2025):

Kronologi

Kejadian bermula pukul 18.47 waktu setempat. Kala itu, layanan darurat menanggapi laporan tembakan yang terjadi di Pantai Bondi, salah satu tempat wisata terpopuler di Sydney.

Dua pria berpakaian hitam menembak dengan senjata laras panjang dari sebuah jembatan kecil. Mereka melakukannya dengan membabi-buta, di mana suara tembakan terdengar berkali-kali.

Penembakan terjadi selama acara tahunan untuk merayakan Hanukkah, yang menurut polisi dihadiri oleh sekitar 1.000 orang. Polisi mengatakan para penyerang menembak ke arah kerumunan, menewaskan 15 orang berusia 10 hingga 87 tahun.

"Korban termuda, seorang gadis berusia 10 tahun, meninggal kemudian di rumah sakit anak-anak," tulis AFP mengutip polisi.

"Empat puluh dua orang dirawat di rumah sakit semalam, termasuk lima orang dalam kondisi kritis. Di antara mereka adalah dua petugas polisi yang terluka dalam baku tembak dengan para penembak," tambahnya.

Siapa Penembak?

Media Australia menyebut mereka sebagai Sajid Akram (50) dan putranya Naveed Akram (24). Keduanya adalah ayah dan anak.

Sajid sendiri tewas dalam baku tembak dengan petugas. Naveed berada dalam kondisi kritis di rumah sakit, di bawah pengawasan polisi.

Sang ayah memiliki izin untuk memiliki enam senjata api, yang semuanya diyakini polisi digunakan dalam penembakan tersebut. Sajid sendiri datang ke Australia pada tahun 1998 dengan visa pelajar lalu di 2001, memperoleh visa yang diberikan kepada pasangan warga negara Australia atau penduduk tetap.

Sejak itu, pemerintah mengatakan ia telah melakukan perjalanan ke luar negeri tiga kali. Putranya Naveed adalah seorang warga negara kelahiran Australia.

Jaringan Terorisme ISIS?

Perdana Menteri (PM) New South Wales, Chris Minns menyebut serangan itu dinyatakan sebagai insiden terorisme. Akibatnya, pemerintah federal dan polisi meluncurkan operasi kontra-terorisme gabungan.

Dalam update AFP Senin, polisi belum memberikan motif untuk penembakan massal. Tetapi mereka mengatakan itu jelas merupakan tindakan anti-Semit dan teroris.

Mengutip ABC, para pejabat senior dalam penyelidikan mengatakan kepada bahwa dua bendera ISIS ditemukan di mobil para pelaku penembakan. Meskipun polisi New South Wales mengatakan mereka tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut.

PM Australia Anthony Albanese mengkonfirmasi. Khusus salah satu pelaku yakni Naveed, ia sebenarnya telah menarik perhatian dinas keamanan Australia pada tahun 2019.

"Ia diperiksa berdasarkan hubungannya dengan orang lain, dan penilaian yang dibuat adalah tidak ada indikasi ancaman berkelanjutan atau ancaman dirinya terlibat dalam kekerasan," kata Albanese.

Stasiun penyiaran publik Australia, ABC, juga mengatakan Naveed Akram diyakini memiliki hubungan dekat dengan anggota ISIS yang ditangkap pada Juli 2019 dan dihukum karena mempersiapkan aksi terorisme di Australia. Laman tersebut juga mengatakan detektif kontra-terorisme percaya bahwa kedua pelaku penembakan di Pantai Bondi telah menyatakan "kesetiaan kepada ISIS".

Namun Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) masih belum berkomentar. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka "tidak berkomentar tentang individu atau investigasi yang sedang berlangsung".

"Kami ingin memahami motif di balik kedua orang ini," kata Komisaris Polisi New South Wales, Mal Lanyon, kepada wartawan.

"Kami ingin memahami apakah orang-orang ini terlibat lebih lanjut dalam pelanggaran apa pun, tetapi kami tidak memiliki catatan yang menunjukkan bahwa itu benar," tambahnya.

Pahlawan Muslim

Sementara itu, seorang pria nekat menerjang pelaku penembakan di Pantai Bondi, di tengah kepanikan massal. Dalam rekaman yang kemudian viral, pria tersebut terlihat bergulat dengan pelaku, merebut senjata dari tangannya, lalu mengarahkannya kembali ke penyerang, yang akhirnya mundur menjauh.

Aksi itu diyakini mencegah jatuhnya korban lebih banyak. Media lokal 7News mengidentifikasi pria tersebut sebagai Ahmed al Ahmed, 43 tahun, seorang Muslim yang bekerja sebagai pedagang buah.

Media itu melaporkan Ahmed mengalami dua luka tembak dan dilarikan ke rumah sakit. Seorang pria bernama Mustapha, yang disebut sebagai sepupunya, mengatakan kondisi Ahmed masih belum sepenuhnya diketahui.

"Dia berada di rumah sakit dan kami belum tahu secara pasti apa yang terjadi di dalam," katanya, dilansir AFP. "Kami berharap dia akan baik-baik saja. Dia adalah pahlawan 100 persen," ujarnya.

Rekaman konfrontasi tersebut dengan cepat menyebar luas di media sosial. Ahmed dipuji banyak orang atas keberanian dan ketenangannya, dengan sejumlah warganet menyebut tindakannya kemungkinan menyelamatkan beberapa nyawa.

Pujian juga datang dari para pemimpin Australia termasuk PM Albanese menyebut Ahmed dan warga lain yang membantu sebagai "pahlawan". Hal serupa disampaikan PM Negara Bagian New South Wales, Minns.

Reaksi Trump-Netanyahu

Serangan itu memicu kecaman di seluruh dunia. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan itu adalah "serangan yang murni anti-Semit".

Sementara PM Israel Benjamin Netanyahu menuduh pemerintah Australia "menambah bahan bakar pada api anti-Semitisme". Ia mengecam Albanese mengatakan tidak bertindak cukup tegas sebelum penembakan tersebut.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sydney Geger! Kakek Tembak 50-100 Peluru ke Jalan Ramai, Puluhan Luka


Most Popular
Features