Kemenhub Ingatkan Ancaman Macet-Cuaca Ekstrem Saat Libur Nataru
Jakarta, CNBC Indonesia - Dirjen Perhubungan Darat (Dirtjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Aan Suhanan mengingatkan potensi kemacetan dan perlambatan arus lalu lintas di musim libur Natal dan Tahun Baru (2025/2026) nanti. Kemenhub pun menggandeng lintas lembaga untuk mengawal arus mudik dan balik Nataru 2025//2026, mulai dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Korlantas Polri, dan PT Jasa Raharja.Â
Dia memaparkan hasil survei prakiraan pergerakan Nataru 2025/2026 yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, diperkirakan sebanyak 42,01% atau sekitar 119,50 juta penduduk akan melakukan perjalanan ke luar kota.
Angka ini meningkat sebesar 2,71% dibandingkan periode Nataru 2024/2025, dengan puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada tanggal 20 dan 24 Desember 2025 serta puncak arus balik diperkirakan pada tanggal 4 Januari 2026.
"Ada potensi perlambatan dan kemacetan. Ini yang harus kita kelola dengan baik secara bersama-sama dengan bersinergi dan berkolaborasi," katanya saat Apel Terpadu Jasa Marga, Senin (15/12/2025).
Adapun tujuan perjalanan secara nasional masih didominasi wilayah Pulau Jawa. Total prakiraan pergerakan mencapai 22,75 juta perjalanan, dengan provinsi tujuan tertinggi yaitu Jawa Tengah sebesar 16,93%, Jawa Timur 14,09%, dan Jawa Barat 13,90%.
Sedangkan ruas tol utama yang diperkirakan mengalami peningkatan volume lalu lintas antara lain Tol Jakarta-Cikampek (Japek), termasuk Tol Japek Elevated (MBZ), Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi), Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Tol Semarang-Solo, dan Tol Surabaya-Gempol.
"Jalan tol menjadi favorit terutama Jakarta-Cikampek sesuai survei kita sehingga tepat sekali kita berkumpul di sini untuk mempersiapkan strategi-strategi yang akan dilakukan nantinya di jalan tol khususnya. Tentunya jalan arteri menjadi konsen kita untuk mengelola arus lalu lintas," lanjut Aan.
Pemudik Siaga Cuaca Ekstrem Saat Libur Natal & Tahun Baru
Sejalan dengan hal tersebut, Aan mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem selama periode Nataru 2025/2026.
Aan mengutip prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi diperkirakan terjadi pada bulan Desember 2025 hingga Januari 2026. Karena itu, sambungnya, masyarakat dan seluruh penyelenggara transportasi diimbau terus memantau informasi cuaca resmi BMKG sebagai bagian dari upaya mitigasi risiko keselamatan perjalanan.
"Kami sebagai stakeholder yang mengelola transportasi darat harus mempersiapkan alternatif-alternatif untuk memitigasi akibat dari puncak hujan ini," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono menyampaikan dengan menjalin kolaborasi dengan baik, maka penyelenggaraan Nataru bisa berjalan lancar.
Rivan pun mengungkapkan jalan tol menjadi titik terpenting karena digunakan banyak masyarakat yang ingin kembali ke kampung halaman dan berwisata.
"Jalan tol adalah tujuan utama masyarakat dalam Nataru maupun liburan-liburan yang akan datang. Dan hal ini penting untuk kita jaga, kita pastikan kita bertugas dengan baik, sehingga apa yang kita harapkan negara hadir terwujud dari kewajiban, kebanggaan, dan kehormatan," terang Rivan.
Sementara. Kakorlantas Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho menegaskan pengawalan dan pengawasan arus mudik dilakukan di 4 klaster prioritas.
"Ada 4 kluster yang harus kita persiapkan dalam rangka keamanan perjalanan Nataru 2025/2026. Pertama jalan tol dan jalan arteri yang harus kita mulai. Kedua tempat pelabuhan penyeberangan yang harus kita persiapkan juga. Ketiga tempat-tempat ibadah dan pusat kegiatan baru masyarakat, dan keempat, tempat-tempat wisata baik jalur alternatif dan lokasi wisata," ucap Agus.
[Gambas:Video CNBC]