Ekspor RI Tahun 2026 Berpotensi Pecah Rekor, Dipatok Jadi US$315 M

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 12/12/2025 17:45 WIB
Foto: Ilustrasi Ekspor- Impor (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berpotensi menorehkan sejarah baru di sektor perdagangan luar negeri. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan, bila target ekspor tahun 2026 tercapai, atau mencapai US$315 miliar, maka Indonesia akan mencatatkan nilai ekspor tertinggi sepanjang masa.

"Itu kalau (target capaian nilai ekspor) US$315 miliar tercapai, nanti sudah yang tertinggi selama ini," ucap Budi kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Meski pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekspor 2026 sedikit lebih rendah, yakni 9,09% atau di bawah target 7,1% pada 2025, Budi menegaskan penyesuaian ini bukan sinyal pelemahan. Justru, basis ekspor yang sudah melompat tinggi membuat persentase target tampak lebih rendah, namun nilainya jauh lebih besar.


Budi menjelaskan, tahun depan pemerintah menargetkan ekspor tumbuh 7,09%, sedikit turun dari target tahun ini sebesar 7,1%.

"Kan target ekspor kita tahun depan 7,09% ya. Kita sudah membuat mapping sampai 2029, tahun depan itu 7,09%, tahun ini 7,1%. 7,1% itu mudah-mudahan tercapai ya, karena sekarang kan 6,96%. November sih mudah-mudahan naik, jadi ketutup ya," katanya.

Penurunan tipis tersebut terjadi karena lompatan besar yang sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

"Nah tahun depan kan 7,09% sementara tahun ini 7,1% kenapa turun? Karena kita startnya kan sudah tinggi. Tahun lalu kan 2,7% ekspor tumbuhnya ya, realisasi ekspor tahun 2024 dari tahun 2023 itu 2,7%, setelah itu terus 2024 ke 2025 ini targetnya kan 7,1%. Artinya kan startnya lompat ya, makanya tahun depan itu 7,09%," terang dia.

Menurutnya, seluruh perhitungan ini telah dirancang untuk menopang ambisi pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8% pada tahun 2029.

"Ini sudah kita hitung untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%," tegasnya.

Perluasan Pasar Dongkrak Optimisme

Meski target turun tipis, Kemendag menyatakan optimisme tetap kuat. Deretan perjanjian dagang yang mulai berlaku penuh pada 2026 diyakini menjadi pendorong utama ekspor.

"Kita optimis, kenapa? karena banyak perjanjian dagang juga sudah selesai. Tahun depan kan banyak yang sudah implementasi," kata Budi.

Pemerintah juga menyiapkan platform digital untuk mempercepat pemanfaatan CEPA dan FTA oleh pelaku usaha.

"Ini sedang dipersiapkan untuk membuat semacam bisnis forum atau bisnis matching, khusus yang ingin memanfaatkan CEPA atau FTA," tuturnya.

Ketika ditanya mengapa target pertumbuhan ekspor tahun 2026 tidak disamakan dengan tahun ini, Budi menekankan, penetapan angka dilakukan dengan perhitungan matang.

"Kita sudah hitung-hitung ya, karena 7,1% itu gede loh. 7,1% dari tahun sebelumnya itu nilai capaian ekspornya hampir US$300 miliar (US$294 miliar). Nah tahun depan itu kalau 7,09% itu udah US$315 miliar," ujarnya.

Lebih jauh, Budi mengatakan, pemerintah juga telah menyusun roadmap ekspor hingga 2029, dengan target akhir mencapai US$405 miliar.

"Nah kita kejar terus sampai akhir tahun 2029 itu US$405 miliar target ekspor kita. Tahun ini berarti US$294 miliar, tahun depan US$315 miliar," jelasnya.

Menurut Budi, fokus pemerintah kini bukan pada perubahan komoditas, melainkan perluasan pasar.

"Komoditasnya sih tidak jauh berbeda, sekarang kita fokusnya di pasarnya. Lebih pada fokus di pasarnya, bagaimana produk-produk yang sekarang mempunyai potensi ekspor itu masuknya lebih mudah lagi, lebih banyak pasarnya," pungkasnya.

Foto: Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (12/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui di kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (12/12/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Prediksi Ekonomi 2026 Hanya Tumbuh 5%