Jangan Macam-macam! Purbaya Taruh 'Kucing' di Pelabuhan Tikus
Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menghalau barang ilegal semakin kuat dengan pemasangan alat pemindai (X-Ray) yang dilengkapi dengan fitur radiation portal monitor (RPM) di berbagai pelabuhan di Indonesia.
Fitur ini memungkinkan alat pemindai mendeteksi bahan nuklir serta zat radioaktif dalam kontainer, serta melakukan pemeriksaan secara cepat dan dinilai akurat tanpa membuka fisik peti kemas.
Inovasi ini dinilai tidak hanya meningkatkan keamanan nasional, tetapi juga mempercepat proses layanan. Selain aspek keamanan, pemberlakuan pemindai ini juga memperkuat upaya pencegahan pelanggaran impor-ekspor, termasuk praktik kecurangan yang berpotensi merugikan perekonomian.
Purbaya menilai, adanya alat pemindai baru ini menjadi salah satu tonggak penting menuju tata kelola pelabuhan yang semakin efisien, transparan, dan berintegritas.
Purbaya mengatakan, alat pemindai yang sudah marak digunakan di berbagai pelabuhan dunia, dan kini telah berhasil dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu bisa langsung memeriksa secara cepat dan akurat isi barang yang masuk ke wilayah kepabeanan RI tanpa membuka fisik peti kemas. Purbaya realistis alat ini tidak 100% akurat, kebocoran mungkin masih ada.
"Tapi ya kalau 100% (menangkal barang impor ilegal) enggak mungkin, karena walaupun alatnya canggih pasti ada kebocoran sedikit sana-sini dan nanti kita lihat persentasenya seperti apa," kata Purbaya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12/2025).
Menurut Purbaya, nantinya bisa saja nantinya barang impor ilegal masuk ke Indonesia melalui pelabuhan tikus. Namun, dia yakin peluangnya akan semakin kecil karena dia akan menaruh 'kucing' di pelabuhan tikus alias penjagaan akan diperketat.
"Kalau pakai masuk pelabuhan tikus, ya kita mesti pasang kucing di situ kelihatannya, itu belum tentu bisa dijaga. Tapi saya yakin sebagian besar barang selundupan, yang besar-besaran itu masuknya lewat pelabuhan-pelabuhan besar," tegasnya.
(haa/haa)[Gambas:Video CNBC]