MARKET DATA

Purbaya Mau Investasi Rp45 M Buat Kembangkan Mesin AI Ini di Bea Cukai

Robertus Andrianto,  CNBC Indonesia
12 December 2025 11:40
Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa meraih penganugerahan special awards kategori Game Changer of the Year dalam acara CNBC Indonesia Awards 2025 di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis, (11/12/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa meraih penganugerahan special awards kategori Game Changer of the Year dalam acara CNBC Indonesia Awards 2025 di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis, (11/12/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aplikasi dengan sistem kecerdasan buatan atau AI yang kini sedang dikembangkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bernama Trade AI belum memanfaatkan investasi khusus dari APBN. Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

"Kita pakai resources yang ada, hardware yang ada, software yang ada, ya paling saya bayar gaji yang biasa," kata Purbaya di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Meski begitu, Purbaya menegaskan, ke depannya, pengembangan lanjutan sistem itu akan didukung dengan investasi senilai Rp 45 miliar untuk mengoptimalkan keberhasilan dalam memperkuat penerimaan negara dari sisi pengawasan kepabeanan.

Trade AI kata Purbaya memang telah dirancang untuk meningkatkan ketepatan analisis impor serta mencegah adanya manipulasi nilai transaksi. Teknologi ini dirancang untuk pendeteksian dini praktik under-invoicing, over-invoicing, dan potensi pencucian uang berbasis perdagangan, yang berpotensi menggerus penerimaan negara.

Dalam pengembangannya, Trade AI dilengkapi kemampuan analisis nilai pabean, klasifikasi barang, validasi dokumen, verifikasi asal barang, serta memberikan rekomendasi profil risiko importir.

Seluruh fungsi ini nantinya akan terintegrasi dengan sistem CEISA 4.0, sehingga memperkuat koordinasi dan pengambilan keputusan di berbagai lini pengawasan.

"Untuk ke depan, untuk pengembangan lebih dalam lagi, supaya lebih canggih di seluruh Indonesia, kita perkirakan perlu investasi sekitar Rp 45 miliar lagi untuk mengembangkan sistem IT-nya," tegas Purbaya.

Purbaya mengklaim, sistem ini sudah diuji coba untuk memperkuat pengawasan impor. Hasilnya, ada tambahan penerimaan negara dari pengawasan aktivitas ekspor impor senilai Rp 1,2 miliar usai keberadaan sistem itu. Maka, ia mengaku tak segan mengucurkan investasi dari negara dalam pengembangannya.

"Ketika kita coba cek lagi di lapangan segala macam, kita dapat Rp 1,2 miliar tambahan. Jadi lumayan itu. Tapi saya pikir sih masih terlalu kecil. Jadi, tapi gak apa-apa. Paling enggak first run sudah menghasilkan income yang clear seperti itu. Jadi ya kelihatannya proyek ini akan menguntungkan saya ke depan," papar Purbaya.

(arj/arj)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Purbaya Tiba-Tiba Sidak Kantor Bea Cukai di Bandara, Ada Apa?


Most Popular
Features