7 Photos
Negara Memanas, Presiden Tuduh Ada 'Kudeta' Lewat Pemilu Baru
Honduras memanas. Presiden menyebut ada "kudeta".
Ratusan demonstran memadati jalan-jalan ibu kota Tegucigalpa, Honduras, pada Selasa (9/12/2025), menuntut kejelasan atas proses penghitungan suara dalam pemilu baru yang dinilai kacau. Pemilu Presiden (Pilpres) sendiri telah dilakukan pada 30 November. Ketidakpuasan publik kembali mencuat seiring memburuknya kepercayaan terhadap integritas pemilu. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Sekitar 500 pendukung partai berkuasa LIBRE, berkumpul di luar gedung penyimpanan surat suara di Tegucigalpa pada Selasa malam. Beberapa demonstran membakar ban mobil sebagai bentuk protes, sementara massa menyerukan transparansi dan akuntabilitas dari otoritas pemilu. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Massa pendukung pemerintah membakar ban selama aksi berlangsung di luar instalasi Dewan Pemilihan Nasional (CNE), tempat penyimpanan surat suara pemilu. Sejumlah peserta aksi menuding terjadinya praktik curang yang mengingatkan pada pemilu 2017. Raul Borjas, salah satu pengunjuk rasa, menilai situasi kali ini serupa dengan dugaan manipulasi suara di masa lalu. Sementara itu, Bernardo Vanegas menyebut para demonstran telah lama memperingatkan potensi kecurangan dan menegaskan kesiapan mereka untuk terus turun ke jalan membela hak-hak pemilih. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Gelombang protes ini menguat setelah seruan Manuel Zelaya, eks presiden, yang meminta para pendukungnya menolak proses pemilihan yang ia kecam sebagai “gagal dan curang” melalui unggahan di platform X. (REUTERS/Fredy Rodriguez)
Di sisi lain, Presiden Honduras Xiomara Castro pada hari yang sama menyebut situasi tersebut sebagai “kudeta pemilu”, menambah ketegangan politik yang terus meningkat di negara itu. (REUTERS/Fredy Rodriguez)