Redam Harga Cabai Rawit Merah, Amran Resmi Keluarkan Perintah Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan operasi pasar, khususnya untuk komoditas cabai. Hal ini diungkapkan Amran, saat melepas penyaluran bantuan pangan untuk korban banjir dan longsor di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh, di Kantor Kementerian Pertanian, Kamis (11/12/2025).
Padahal menurut Amran, rata-rata harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru sudah relatif aman. Bahkan beras menjadi penyumbang deflasi paling besar dalam 2-3 bulan terakhir.
"Nah ada sayur-sayuran naik, cabai. Kami minta nanti seluruh tim kita operasi pasar," kata Amran.
Begitu juga dengan harga bawang merah yang harganya mahal jelang Nataru disebabkan persoalan distribusi. Selain itu juga ada bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatra.
Lebih lanjut, Amran menjelaskan bahwa stok beras per hari ini (11/12/2025) sudah mencapai 3,7 juta ton, yang merupakan tertinggi dalam dalam sejarah. Biasanya ada momentum akhir tahun stok tertinggi beras hanya 2 juta ton.
"Prediksi kami tinggal 20 hari di gudang mungkin 3,65 - 3,67 juta ton, dan itu tertinggi, jadi masalah beras untuk Republik Indonesia Insya Allah aman," terang Amran.
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) rata-rata harga cabai rawit merah secara nasional mencapai Rp 74.699 per kilogram. Sementara Harga Acuan Pembelian (HAP) Nasional dikisaran Rp 40.000 - 57.000 per kilogram.
Wilayah DKI Jakarta tercatat mencapai Rp 92.667, Papua Barat Daya mencapai Rp 125.000 per kilogram, Papua Tengah Rp 117.273 per kilogram.
Foto: Pedagag menunggu calon pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (8/12/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Pedagag menunggu calon pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (8/12/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) |
Operasi Beras di Papua
Dalam kesempatan itu Amran juga menceritakan operasi pasar di kawasan Papua. Menurutnya zona 3 itu mencatatkan harga beras yang cukup tinggi, yang disebabkan persoalan distribusi.
"Begitu kami ke lapangan, begitu berat medannya, ada yang harus naik pesawat. Bayangkan beras dikirim pakai pesawat. Ada yang naik truk, dan itu berhari-hari tenggelam trknya," kata Amran.
Saat ini kebutuhan beras di Papua mencapai 660 ribu ton, sedangkan pasokan yang mampu dipenuhi pemerintah baru 120 ribu ton.
Untuk itu pihaknya juga sudah berdiskusi dengan stakeholder terkait di Papua, untuk solusi jangka panjang persoalan beras di Papua. Yaitu dengan penanaman padi dan umbi-umbian, mencapai 100 ribu hektare atau setara dengan 500 ribu ton beras.
"Jadi beras 2 tahun kita selesaikan, Insya Allah (Papua) mandiri pangan. Kita ingin seluruh pulau mandiri pangan," kata Amran.
Menurut Amran kemandirian pangan di tiap pulau itu penting, utamanya untuk suplai pangan ketika terjadi bencana.
(emy/wur)[Gambas:Video CNBC]
Foto: Pedagag menunggu calon pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (8/12/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)