Internasional

Breaking! Perang Saudara Memanas, Milisi Kuasai Ladang Minyak Terbesar

luc, CNBC Indonesia
Senin, 08/12/2025 17:10 WIB
Foto: Upaya kudeta terjadi di Sudan. Pihak paramiliter Rapid Support Forces (RSF) mengklaim telah menguasai istana kepresidenan dan bandara Khartoum. (AP/Samir Bol)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok paramiliter Sudan, Rapid Support Forces (RSF), dilaporkan mengambil alih ladang minyak terbesar negara itu pada Senin (8/12/2025). Informasi ini disampaikan langsung oleh seorang insinyur yang bekerja di fasilitas tersebut, yang menyebut bahwa seluruh kegiatan produksi dihentikan dan para pekerja dievakuasi ke wilayah perbatasan.

Menurut insinyur itu, yang berbicara kepada AFP melalui sambungan telepon dari sisi perbatasan di Sudan Selatan, RSF menguasai Ladang Minyak Heglig, sebuah fasilitas strategis yang berada di kawasan kaya sumber daya di wilayah Kordofan.

"Pagi ini RSF mengambil alih ladang tersebut. Tim teknis kami mematikan instalasi dan menghentikan produksi, dan para pekerja dievakuasi ke Sudan Selatan," ujarnya.


Ia meminta identitasnya dirahasiakan karena tidak berwenang memberikan pernyataan publik.

Kementerian Energi dan Perminyakan Sudan belum memberikan tanggapan atas laporan perebutan Heglig, fasilitas yang selama ini menjadi jantung industri minyak Sudan, sekaligus titik pemrosesan utama ekspor minyak Sudan Selatan.

Hasil ekspor tersebut menyumbang hampir seluruh pendapatan pemerintah di Juba, sehingga penghentian operasional dapat membawa konsekuensi besar bagi negara tetangga itu.

Insinyur tersebut juga menambahkan bahwa pabrik pemrosesan minyak yang berada di dekat ladang dan menjadi jalur aliran minyak Sudan Selatan turut ditutup. Penutupan ini menambah dampak dari perebutan fasilitas oleh RSF, yang sejak 2023 berperang melawan angkatan bersenjata Sudan.

Konflik antara RSF dan militer Sudan telah berlangsung sejak April 2023 dan menimbulkan kehancuran besar. Puluhan ribu orang tewas, sementara lebih dari 12 juta penduduk terpaksa mengungsi, menjadikan perang ini salah satu krisis kemanusiaan paling besar di dunia saat ini. Infrastruktur yang sebelumnya sudah rapuh kini semakin hancur akibat pertempuran yang berkepanjangan.

Militer Sudan sebelumnya berulang kali menuduh RSF melakukan serangan drone terhadap Heglig, sehingga otoritas sempat menangguhkan operasi ladang minyak itu pada Agustus. Kawasan Kordofan, khususnya bagian selatan, telah menjadi titik pertempuran sengit dalam beberapa pekan terakhir ketika kedua pihak memperebutkan wilayah.

Pekan lalu, sebuah serangan drone di negara bagian Kordofan Selatan, yang menurut pejabat lokal dan Kementerian Luar Negeri yang berpihak pada militer dilakukan oleh RSF, menghantam sebuah taman kanak-kanak dan rumah sakit, menewaskan puluhan warga sipil termasuk anak-anak.

Sementara itu, sejak Oktober, RSF berhasil merebut posisi terakhir militer di wilayah Darfur bagian barat. Keberhasilan itu membuat angkatan bersenjata Sudan berada dalam posisi defensif, berupaya menahan laju pasukan paramiliter tersebut yang terus bergerak melalui Kordofan dan mendekati kembali ibu kota, Khartoum.

 


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemberontak RSF Umumkan Gencatan Senjata 3 Bulan di Sudan