MARKET DATA

Bank Dunia Bilang Utang RI Sempat 'Guncang' Asia-Pasifik, Ini Sebabnya

Arrijal Rachman ,  CNBC Indonesia
08 December 2025 10:35
Logo Bank Dunia. (Photo by Andrew CABALLERO-REYNOLDS / AFP/File Foto)
Foto: Logo Bank Dunia. (AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS/File Foto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya utang luar negeri tenor pendek Indonesia pada 2024 secara signifikan sempat "mengguncang" kenaikan stok utang jangka pendek kawasan Asia Timur dan Pasifik (East Asia & Pacific/EAP) pada 2024.

Kondisi itu tercatat oleh Bank Dunia alias World Bank sebagaimana telah diungkapkan dalam laporan terbarunya bertajuk International Debt Report 2025.

Bank Dunia mencatat kenaikan utang jangka pendek Indonesia pada 2024 mencapai 29,1%, hingga menjadi senilai US$ 65,12 miliar. Sebelumnya, pada 2023 stok utang luar negeri jangka pendek Indonesia senilai US$ 50,45 miliar.

Lonjakan kenaikan utang jangka pendek itu dipicu oleh agresivitas penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) oleh bank sentral pada periode itu, sebagai instrumen operasi moneter, mempertahankan nilai tukar rupiah, dan menarik aliran modal asing.

"Lonjakan tajam ini menggambarkan penerbitan sekuritas jangka pendek Bank Indonesia (SRBI) yang diperkenalkan pada Agustus 2023 sebagai langkah untuk mendukung kebijakan moneter, mempertahankan nilai rupiah selama periode volatilitas pasar, dan menarik modal asing," dikutip dari laporan Bank Dunia, Jumat (5/12/2025).

"Sekuritas ini diterbitkan dengan suku bunga variabel tenor 6, 9, dan 12 bulan dan ditawarkan kepada investor domestik dan non residen," tegas Bank Dunia.

Efek dari lonjakan utang jangka pendek itu menurut Bank Dunia turut mendorong kenaikan utang luar negeri jangka pendek kawasan Asia Timur dan Pasifik sebesar 12,7% menjadi US$ 201,7 miliar.

"Hampir setengah dari arus masuk tahun 2024 adalah arus masuk utang jangka pendek ke Indonesia, yang naik menjadi US$ 14,3 miliar, dari rata-rata US$ 1,6 miliar pada tahun 2022 dan 2023," kata Bank Dunia dalam laporan terbarunya itu.

Bank Dunia mencatat, pada 2024 total stok utang luar negeri Indonesia adalah sebesar US$ 421,05 miliar. Mayoritas berasal dari stok utang luar negeri jangka panjang US$ 347,54 miliar, atau naik dari catatan per 2023 sebesar US$ 340,52 miliar. Sedangkan

Nilai stok utang luar negeri itu setara dengan 135% dari ekspor, dan 31% dari pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI). Adapun nilai GNI pada 2024 sebesar US$ 1.359,44 miliar. Untuk indikator debt service ratio atau rasio total utang terhadap total pendapatan menurut Bank Dunia setara 25% ekspor, dan 6% GNI.

(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Utang Luar Negeri RI Naik 6,8% Jadi USD 435 Miliar di Mei 2025


Most Popular