Pemerintah Rekayasa Jalur, Amankan Pasokan LPG Wilayah Aceh-Sumatra
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) terus bergerak cepat melakukan koordinasi intensif bersama PT Pertamina (Persero) guna memastikan ketersediaan energi. Khususnya bagi masyarakat di wilayah terdampak bencana alam yang jalur distribusinya terputus di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia juga telah menerbitkan Keputusan Menteri Nomor 403.K/HK.02/MEM.S/2025 tentang Tim Energi dan Sumber Daya Mineral Siaga Bencana yang efektif bekerja mulai 1 Desember 2025 untuk menjamin kehadiran negara dalam pemulihan kondisi energi di lokasi terdampak.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Laode Sulaeman menyampaikan bahwa Tim ESDM Siaga Bencana yang melibatkan Ditjen Migas dan Pertamina telah menerapkan sejumlah opsi percepatan distribusi untuk menjamin pasokan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
"Sesuai arahan Pak Menteri melalui Kepmen ESDM No. 403 Tahun 2025, kami sudah mengaktifkan Tim ESDM Siaga Bencana sejak 1 Desember 2025. Kami tidak bekerja sendiri, ada Ditjen Migas, BPH Migas, dan Pertamina yang turun langsung ke lapangan. Fokus kami saat ini satu, yaitu energi harus sampai ke rakyat, apapun caranya, lewat laut atau putar jalur darat," tegas Laode dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
Berdasarkan pemantauan Tim ESDM Siaga Bencana di lapangan hingga Jumat (5/12), untuk percepatan pasokan LPG di wilayah Aceh serta mengatasi hambatan putusnya akses di Bireuen, suplai LPG ke Aceh dibagi menjadi dua skema distribusi utama, yaitu menggunakan jalur laut untuk Aceh Bagian Utara serta jalur darat dan fasilitas penyimpanan darurat untuk Aceh Bagian Selatan dan Barat.
Distribusi LPG untuk wilayah Aceh Bagian Utara akan dilakukan menggunakan kapal yang memuat Skid Tank dari Terminal LPG Arun (Lhokseumawe) menuju Banda Aceh. Kapal tersebut sudah tiba di Lhokseumawe pada Kamis (4/12) dan diperkirakan akan tiba di Banda Aceh pada hari ini, Jumat (5/12).
Distribusi LPG untuk wilayah Aceh Bagian Selatan dan Barat akan dilakukan melalui pengiriman tabung isi langsung dari Sumatra Utara serta telah disiapkan fasilitas penyimpanan darurat di wilayah Aceh Barat untuk memperpendek rantai distribusi. Pasokan LPG tersebut telah tiba sejak Rabu (3/12).
"Untuk LPG, strateginya adalah intermoda. Jembatan putus di darat, kita bypass lewat laut. Kapal dari Arun sudah merapat ke Banda Aceh hari ini (5/12). Wilayah Nias dan Sibolga juga sudah disuplai dari Sumatra Barat," papar Laode.
Sementara itu untuk percepatan pasokan LPG di wilayah Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Nias, suplai LPG juga dibagi menjadi dua skema distribusi.
Pertama, menggunakan jalur laut dengan suplai yang berasal dari Sumatra Barat menggunakan moda transportasi laut mengangkut skid tank dan tabung isi yang dikirim dari Terminal Teluk Kabung, Sumatra Barat. Pasokan untuk Gunung Sitoli, Nias dilaporkan telah tiba pada Rabu (3/12) dan pasokan untuk Sibolga telah tiba pada Kamis (4/12).
Kedua, menggunakan jalur darat lintas wilayah dengan suplai tambahan dilakukan melalui jalur darat dari Pakpak Bharat menuju Tapanuli Tengah dan Sibolga. Pasokan melalui jalur ini dilaporkan telah tiba di lokasi pada Rabu (3/12). Adapun suplai tambahan untuk wilayah Sumatra Barat disiapkan dari IT Dumai - Riau melalui fasilitas pengisian tabung yang terletak di Payakumbuh.
Laode menambahkan bahwa Tim ESDM Siaga Bencana hingga saat ini terus memantau inventarisasi kebutuhan logistik dan pendistribusian di lapangan, Ia pun mengimbau masyarakat untuk membeli LPG sesuai kebutuhan dan tidak melakukan pembelian berlebih (panic buying).
"Stok LPG tersedia cukup, namun pendistribusiannya memerlukan waktu ekstra akibat rekayasa jalur yang harus memutar menghindari titik bencana," kata Laode.
(ven)