Geger! China Mau Buat Gedung Raksasa di 'Jantung' Keuangan NATO
Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pembangunan Kedutaan Besar China di London, Inggris, yang merupakan negara anggota NATO, semakin mendekati persetujuan. Namun, rencana ini menuai kekhawatiran serius bahwa kompleks diplomatik itu dapat bertindak sebagai pusat campur tangan Beijing untuk seluruh Eropa.
Kelompok aliansi antar-parlemen yang menentang rencana tersebut, Aliansi Antar-Parlemen tentang China (IPAC), memperingatkan bahwa lokasi Kedubes yang diusulkan menimbulkan risiko keamanan dan spionase yang tidak dapat diterima.
"Rencana itu mengandung risiko yang tidak dapat diterima terkait keamanan dan kegiatan mata-mata (spionase)," ujar Direktur Eksekutif IPAC, Luke de Pulford, mengatakan kepada Newsweek, Kamis (4/12/2025).
Keputusan akhir mengenai lokasi Kedubes diperkirakan akan diambil sekitar 20 Januari, seminggu sebelum kunjungan Perdana Menteri Starmer yang dijadwalkan ke China.
Titik Krusial Keamanan Nasional
Proposal kedutaan ini merupakan upaya China untuk menggabungkan tujuh situs diplomatik di London menjadi satu kompleks besar. Meskipun telah mengalami penundaan, persetujuan akhir diperkirakan akan diberikan pada Januari 2026.
Lokasi Kedubes yang diusulkan, di Royal Mint Court, terletak persis di seberang Tower of London dan berdekatan dengan kabel serat optik yang membawa data penting ke dan dari City of London, pusat keuangan ibu kota.
"Memposisikan mereka di atas infrastruktur keuangan kritis tersebut terlihat sebagai kesalahan bodoh," tegas De Pulford.
Badan intelijen Inggris, MI5, telah menyatakan bahwa agen-agen China menimbulkan ancaman keamanan nasional sehari-hari bagi Inggris. Pemerintah Inggris kini menghadapi dilema diplomatik, karena Perdana Menteri Sir Keir Starmer baru-baru ini menekankan perlunya kerja sama ekonomi yang lebih besar dengan Beijing.
Perdebatan Dilema Diplomatik
Di sisi lain, Direktur Institut China SOAS University of London, Steve Tsang, berpendapat bahwa menolak Kedubes baru China dapat menjamin bahwa Inggris tidak dapat membangun kembali Kedubesnya di Beijing.
Steve Tsang menyimpulkan, isu sebenarnya bukan pada bangunan Kedubes itu sendiri, melainkan pada ukuran staf diplomatik China di London dan aktivitas mereka.
"Jika badan keamanan Inggris melihat adanya masalah dengan lokasi Kedubes yang berdekatan dengan pusat telekomunikasi, London harus meminta China membayar biaya untuk memindahkan pusat komunikasi tersebut," tuturnya.
Sementara itu, pihak berwenang Inggris, termasuk Kementerian Dalam Negeri (Home Office) dan Kementerian Luar Negeri (Foreign Office), menyatakan kekhawatiran keamanan mereka telah diselesaikan. Juru bicara pemerintah Inggris mengatakan bahwa penggabungan (konsolidasi) dari tujuh lokasi diplomatik China saat ini menjadi satu situs justru dapat memberikan keuntungan keamanan.
Namun, China menuduh bahwa penentangan terhadap proyek tersebut hanyalah "fitnah tercela oleh elemen anti-China." Kedubes China menekankan bahwa pembangunan tempat diplomatik adalah kewajiban internasional negara tuan rumah.
[Gambas:Video CNBC]