MARKET DATA
Internasional

Ramai Media Asing Sorot Banjir Sumatra: Frustrasi-Kayu Gelondongan

sef,  CNBC Indonesia
04 December 2025 10:40
Kondisi Citra satelit sebelum dan sesudah banjir yang mengakibatkan sejumlah sawah terendam, di sungai Peusangan, di Bireuen, Indonesia, 30 November 2025. (Vantor/Handout via REUTERS)
Foto: Kondisi Citra satelit sebelum dan sesudah banjir yang mengakibatkan sejumlah sawah terendam, di sungai Peusangan, di Bireuen, Indonesia, 30 November 2025. (via REUTERS/VANTOR)

Jakarta, CNBC Indonesia- Ramai-ramai media asing memberitakan soal banjir di Sumatra. Mulai dari laman Prancis, AFP, hingga media Amerika Serikat (AS), The New York Times.

Laman AFP misalnya menulis bagaimana para pejabat RI berusaha menjangkau para penyintas banjir mematikan di wilayah terpencil dan terisolasi. Namun banyak penyintas mengaku frustrasi karena lambannya upaya penyelamatan.

"Di Indonesia, para penyintas mengungkapkan rasa frustrasi yang semakin besar tentang lambatnya upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan, karena kelompok-kelompok kemanusiaan memperingatkan bahwa skala tantangan ini hampir belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan di negara yang tidak pernah mengalami kekurangan bencana alam," tulis laman itu dalam artikel berjudul "Frustration in Indonesia as flood survivors await aid", dikutip Kamis (4/12/2025).

"Di Indonesia, 770 orang dipastikan meninggal dunia, kata Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) pada hari Rabu, merevisi jumlah korban tewas dari 812 yang diumumkan sebelumnya. Sebanyak 463 orang lainnya juga hilang," tambahnya.

"Informasi yang masuk masih sedikit karena banyak wilayah masih terputus secara fisik akibat kerusakan banjir, terisolasi oleh gangguan listrik dan komunikasi, atau keduanya," tulis laman itu lagi.

Hal senada juga dimuat laman Eropa, DW. Media itu menyoroti sulitnya bantuan sampai ke penyitas banjir.

"Para penyintas banjir dahsyat di Pulau Sumatra, Indonesia, kesulitan mendapatkan bantuan karena banyak jalan hancur atau masih terblokir air dan puing-puing," tulis laman itu di berita video berjudul "Indonesia flood crisis: Delayed disaster status draws anger".

"Kelangkaan makanan, bahan bakar, dan air bersih telah meluas setelah badai topan beruntun yang melanda Asia Tenggara. Antrean panjang telah terbentuk di SPBU, dan laporan penjarahan telah beredar," tulisnya.

"Para ahli iklim telah memperingatkan sekali lagi bahwa pemanasan suhu memicu curah hujan yang lebih tinggi," ujar laman itu lagi.

Sementara itu laman Amerika Serikat (AS), The New York Times membuat artikel khusus soal bagaimana banjir kini menyisakan kayu-kayu gelondongan di daerah terdampak.Tak hanya memuat artikel khusus, ini juga disorot di media sosial Instagram, laman itu.

"Siklon Senyar menghantam wilayah barat laut Indonesia, sebelum bergerak ke Malaysia dan Thailand, mengakibatkan hujan lebat selama berhari-hari yang memicu banjir bandang dan tanah longsor yang telah menewaskan sedikitnya 800 orang. Sebagian besar korban jiwa berada di Indonesia, di mana ratusan orang masih hilang. Ratusan ribu lainnya telah mengungsi," tulisnya.

"Akibat badai tersebut, tak terhitung banyaknya kayu gelondongan dan puing-puing lainnya jatuh ke permukiman di Provinsi Sumatera Utara," ujar laman Paman Sam itu.

"Ke mana pun Anda memandang - kiri dan kanan di sepanjang jalan - terdapat tumpukan kayu," tulisnya memuat seorang relawan penyelamat.

"Itulah yang menghantam rumah-rumah warga," kutipnya lagi.

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Sumut Diduga Karena Aktivitas Tambang? Ini Respons Agincourt


Most Popular