Gak Cuma Nikel, Rosan Pamer Hilirisasi Kelapa Hingga Rumput Laut
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperluas program hilirisasi di Indonesia. Tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan mineral, pemerintah saat ini merambah ke sektor perkebunan, pertanian, hingga kelautan.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani memamerkan capaian investasi di luar sektor mineral, salah satunya hilirisasi kelapa dan rumput laut. Dia menjelaskan bahwa diversifikasi tersebut dilakukan untuk memastikan dampak ekonomi dari hilirisasi dapat dirasakan masyarakat hingga petani dan nelayan.
"Nah hal ini mengindikasikan bahwa memang peningkatan nilai tambah semakin luas di luar komoditas tambang dan atau mineral. Walaupun memang kami sudah ada roadmap-nya hingga tahun 2040 mengenai 24 komoditas ini, tetapi kita memang tidak hanya berhenti di satu atau dua komoditas saja," katanya dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Salah satu contohnya, pemerintah menarik investasi pengolahan kelapa di kawasan Morowali, Sulawesi Tengah, yang selama ini identik dengan nikel.
Rosan menyebutkan masuknya investasi sebesar US$ 100 juta di sektor tersebut mampu menciptakan efek berganda yang luar biasa, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja yang mencapai puluhan ribu orang.
"Yang di mana di bidang saya contohkan sedikit di bidang perkebunan yaitu di kelapa, kita juga sudah mulai di kelapa di daerah kebetulan Morowali investasi yang masuk kurang lebih 100 juta dolar, tetapi penciptaan lapangan pekerjaannya ini mencapai 10.000 orang," paparnya.
Pabrik pengolahan kelapa tersebut ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2026 dan diproyeksikan mampu menyerap hingga 500 juta butir kelapa setiap tahunnya.
Rosan menceritakan bahwa keberhasilan ini didapat setelah pihaknya "terbang" langsung ke China untuk meyakinkan investor agar tidak lagi mengimpor kelapa mentah, melainkan membangun pabriknya di Indonesia.
"Kita berhasil mendapatkan investasi yang masuk karena pada sebelumnya kami melihat kelapa-kelapa kita ini banyak diekspor ke China dan oleh sebab itu kita terbang ke sana meyakinkan mereka untuk membuka pabriknya di sini dan sehingga harga kelapanya juga makin meningkat di sini," imbuhnya.
Selain kelapa, pemerintah juga tengah membidik potensi besar di sektor kelautan, mengingat posisi Indonesia sebagai produsen rumput laut tropis terbesar di dunia.
Rosan menegaskan komitmennya untuk membangun industri pengolahan agar-agar dan karagenan di sentra-sentra produksi untuk memberikan nilai tambah langsung kepada para petani rumput laut.
"Kita juga akan membangun industri karagenan dan agar-agar terutama di daerah-daerah yang banyak melibatkan para petani rumput laut ke depannya," tandasnya.
(pgr/pgr)[Gambas:Video CNBC]