Update Baru Kebakaran Hong Kong: 151 Tewas, Jenazah Sudah Jadi Abu
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Hong Kong Selasa (2/12/2025) mengumumkan penangkapan 13 orang atas dugaan pembunuhan (manslaughter) terkait kebakaran paling mematikan dalam beberapa dekade di kota tersebut. Sejauh ini, kebakaran yang melanda kompleks perumahan Wang Fuk Court ini telah merenggut sedikitnya 151 jiwa, termasuk setidaknya sembilan pekerja rumah tangga dari Indonesia.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kebakaran hebat yang terjadi pada hari 26 November tersebut dipicu oleh penggunaan bahan renovasi di bawah standar yang digunakan oleh kontraktor. Pejabat investigasi mengonfirmasi bahwa sampel jaring hijau yang membungkus perancah bambu di gedung-gedung tersebut tidak memenuhi standar tahan api.
Kontraktor ditengarai menggunakan bahan-bahan di bawah standar ini di area yang sulit dijangkau, yang secara efektif menyembunyikannya dari inspektur. Selain itu, insulasi busa yang digunakan kontraktor juga memicu kobaran api, dan alarm kebakaran di kompleks tersebut diketahui tidak berfungsi dengan baik.
Di tengah upaya pencarian yang masih berlangsung di tujuh menara yang hangus, polisi menghadapi kesulitan besar. Petugas Polisi Tsang Shuk-yin menyampaikan dengan emosional bahwa beberapa jenazah mungkin telah tak berbentuk.
"Beberapa jenazah telah menjadi abu, oleh karena itu kami mungkin tidak dapat menemukan semua individu yang hilang," ujarnya dikutip Reuters.
Lebih dari 40 orang masih dinyatakan hilang. Upaya pencarian di gedung-gedung yang paling parah kerusakannya diperkirakan akan memakan waktu berminggu-minggu.
Bencana ini, yang merupakan kebakaran paling mematikan di Hong Kong sejak tahun 1948, memicu kemarahan publik atas peringatan risiko kebakaran yang diabaikan. Laporan menunjukkan bahwa penduduk sudah menyampaikan keluhan tentang bahaya kebakaran yang ditimbulkan oleh renovasi sejak September 2024.
Situasi ini memicu reaksi politik dan penindakan. Kepala Keamanan Hong Kong, Chris Tang, mengancam akan mengambil tindakan penegakan hukum bagi pihak-pihak yang mengancam keamanan pasca tragedi ini.
"Saya telah memperhatikan bahwa beberapa orang dengan niat jahat, yang bertujuan merugikan Hong Kong dan keamanan nasional, telah mengambil keuntungan dari momen menyakitkan ini bagi masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, ribuan orang berkumpul untuk memberikan penghormatan kepada para korban. Pihak berwenang Hong Kong telah menawarkan bantuan kemanusiaan.
Lebih dari 1.100 orang dipindahkan ke perumahan sementara. Pemerintah juga menyediakan dana darurat sebesar 10.000 dolar Hong Kong (Rp21,49 juta) untuk setiap rumah tangga yang terdampak.
(tps/șef)