Internasional

Alasan Netanyahu Tiba-Tiba Minta Pengampunan di Israel

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Senin, 01/12/2025 16:55 WIB
Foto: Seorang pria mengenakan topeng bergambar Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memegang spanduk bertuliskan

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengajukan permintaan pengampunan formal kepada Presiden Isaac Herzog pada hari Minggu waktu setempat. Ia mencari pengakhiran persidangan korupsi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kasus korupsinya sendiri telah bergulir enam tahun. Kasus sempat meredup saat perang Israel ke Gaza, Palestina terjadi.

Mengutip Times of Israel, Senin (1/12/2025), permintaan ini menandai fase baru yang dramatis dalam pertempuran hukum Netanyahu, yang datang tanpa adanya pengakuan bersalah atas tuduhan penyuapan (bribery) dan penipuan (fraud). Alasan utama Netanyahu meminta pengampunan adalah untuk "kepentingan nasional dan persatuan negara".

Sebenarnya, hal ini terungkap melalui pernyataan video. Netanyahu mengklaim bahwa persidangan yang telah berlangsung sejak 2020 itu "merobek-robek kita dari dalam" dan memicu perpecahan sengit.

Netanyahu menyatakan "kondisi negara saat ini menuntut sebaliknya". Meskipun, ia secara pribadi ingin melanjutkan persidangan hingga mendapatkan pembebasan penuh,


"Kepentingan keamanan dan diplomatik- kepentingan nasional- menuntut sebaliknya," kata Netanyahu.

"Persidangan yang sedang berlangsung... mengobarkan perpecahan dan memperdalam keretakan. Saya yakin... bahwa mengakhiri persidangan segera akan sangat membantu meredakan ketegangan dan mempromosikan rekonsiliasi yang luas," tambahnya.

Faktor eksternal turut menjadi penentu langkah tiba-tiba ini. Netanyahu mengutip surat yang dikirim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump awal bulan ini, yang secara resmi meminta pengampunan penuh baginya.

Trump dalam suratnya memuji Netanyahu sebagai PM di masa perang. Trump mengklaim pengampunan dapat membantu Israel menormalisasi hubungan dengan negara-negara tetangga.


"Presiden Trump menyerukan diakhirinya persidangan segera agar, bersama dia, saya dapat memajukan lebih giat kepentingan vital yang dimiliki Israel dan AS, dalam jendela waktu yang mungkin tidak akan pernah kembali," ujar Netanyahu.

Secara rinci, Netanyahu didakwa dengan satu tuduhan penyuapan dan tiga tuduhan penipuan serta pelanggaran kepercayaan, dalam tiga kasus terpisah. Dakwaan tersebut berkaitan dengan dugaan manipulasi pers yang tidak semestinya dan penerimaan hadiah ilegal sebagai imbalan atas bantuan pemerintah.

Ia membantah melakukan kesalahan apa pun. Ia berargumen bahwa tuduhan tersebut direkayasa dalam upaya kudeta politik oleh polisi dan kejaksaan negara.

Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara selama konferensi pers bersama dengan Presiden AS Donald Trump (tidak terlihat dalam gambar), di Ruang Makan Negara di Gedung Putih, di Washington, D.C., AS, 29 September 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Persidangannya dimulai pada tahun 2020 setelah penyelidikan selama bertahun-tahun. Tertunda oleh pandemi virus corona serta serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan perang berikutnya di Gaza, persidangan ini masih jauh dari selesai. 

Sementara Pengacara Netanyahu, Amit Hadad, memperkuat argumen tersebut. Ia mengklaim bahwa pemberian pengampunan akan memungkinkan PM mendedikasikan seluruh waktu, kemampuan, dan energinya untuk memajukan kepentingan Israel di masa kritis ini.

"Pengampunan akan memberikan kesempatan bagi perdana menteri untuk menangani masalah tambahan, seperti sistem peradilan dan media - masalah yang saat ini dicegah untuk ditanganinya karena persidangan," ujarnya.

Reaksi Herzog dan Kecaman Oposisi

Kantor Presiden Herzog mengakui bahwa permintaan pengampunan ini adalah permintaan luar biasa yang membawa implikasi signifikan. Pihak istana menambahkan bahwa Herzog akan mempertimbangkan permintaan tersebut secara bertanggung jawab setelah menerima semua pendapat hukum yang relevan dari Departemen Kehakiman.

"Setelah menerima semua pendapat yang relevan, presiden akan mempertimbangkan permintaan tersebut secara bertanggung jawab dan tulus," ungkap kantor Herzog.

Pengampunan presiden di Israel hampir tidak pernah diberikan sebelum adanya putusan bersalah, dengan satu pengecualian penting, yaitu kasus tahun 1986 yang melibatkan dinas keamanan Shin Bet. Pengampunan preemptif terhadap seorang politisi dalam kasus korupsi tanpa pengakuan bersalah akan menjadi preseden dan sangat kontroversial.

Sementara itu, para pemimpin oposisi bereaksi keras, menentang segala upaya untuk memberikan pengampunan. Pemimpin partai Yesh Atid, Yair Lapid, mengirimkan pesan kepada Herzog, menyatakan bahwa kepala negara itu tidak perlu mempertimbangkan pengampunan yang diajukan Netanyahu.

"Anda tidak dapat memberikan pengampunan kepada Netanyahu tanpa pengakuan bersalah, ungkapan penyesalan, dan penarikan diri segera dari kehidupan politik," tegasnya.

Oposisi lain, Yair Golan, bahkan menegaskan bahwa rakyat Israel membutuhkan tanggung jawab yang pasti dari Netanyahu. Menurutnya, surat permohonan pengampunan ini juga tidak merepresentasikan sikap yang jelas dari perdana menteri itu.

"Hanya orang bersalah yang mencari pengampunan. Satu-satunya kesepakatan yang ada adalah Netanyahu harus bertanggung jawab, mengakui bersalah, meninggalkan politik, dan membebaskan rakyat serta negara-barulah persatuan akan tercapai di antara rakyat," ujarnya.


(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Netanyahu Mohon Presiden Israel Ampuni Dirinya