Tren Deflasi Beras Masih Berlanjut, BPS Beberkan Penyebabnya

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 01/12/2025 13:30 WIB
Foto: Pantauan harga beras di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beras mengalami deflasi terdalam sepanjang tahun ini pada November 2025. Berdasarkan data BPS, beras mengalami deflasi sebesar 0,59% month to month.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengungkapkan alasan deflasi beras pada November karena beberapa faktor.

"Karena meningkatnya ketersediaan beras musim panen, penyesuaian harga beras di kualitas, imbas dari penyaluran beras SPHP di pasar pasar," ucapnya dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (1/12/2025).


Ia pun mengatakan bahwa ada kecenderungan beras mengalami inflasi pada Desember. Namun untuk Desember 2025 akan diketahui pada rilis Januari 2026.

Menurut pemaparan Pudji, berdasarkan wilayah, BPS mencatat deflasi beras terjadi di 28 provinsi, inflasi di 8 provinsi, dan stabil di 2 provinsi.

Sementara secara historis, komoditas beras pada November 2022 dan 2023 mengalami inflasi, dengan tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Sedangkan pada November 2024 dan 2025, komoditas beras mengalami deflasi lebih dalam dibandingkan sebelumnya.

Lebih rinci pada 2025, deflasi beras sudah berlangsung empat kali. Sebelumnya terjadi pada April. Saat itu deflasi beras mencapai 0,06% yoy. Kemudian pada September 2025 deflasi beras sebesar 0,01% mtm dan pada Oktober deflasi 0,27% mtm.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Beras Hingga Akhir Tahun Diramal Tembus 34,77 Juta Ton