72 Orang Tewas Akibat Banjir Sumut, Sumbar-Aceh, Korban Hilang Puluhan
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis perkembangan terbaru terkait korban dan penanganan banjir serta longsor yang melanda tiga provinsi: Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPBÂ Abdul Muhari menyampaikan, pembaruan data masih akan terus dilakukan lantaran sejumlah daerah terdampak mengalami gangguan jaringan.
"Untuk data korban hingga saat ini kami masih terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah. Ada beberapa pemerintah daerah yang masih kesulitan untuk melaporkan, karena jaringan komunikasi yang masih terganggu," kata Abdul Muhari dalam keterangan resmi yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB, dikutip Jumat (28/11/2025).
Korban Meninggal dan Hilang di Aceh Bertambah
Abdul Muhari mengungkapkan perkembangan terbaru yang menunjukkan adanya korban jiwa meninggal dunia di Provinsi Aceh, yang sebelumnya dilaporkan nihil.
"Untuk provinsi Aceh yang sebelumnya tidak ada korban jiwa, kemarin Bupati Bener Meriah dan Gayo Lues menyampaikan laporan. Untuk di Provinsi Bener Meriah ada lima orang korban jiwa meninggal dunia, dan sembilan orang lainnya masih dinyatakan hilang," ujarnya.
Sementara itu, longsor di Kabupaten Gayo Lues menyebabkan tambahan korban.
"Untuk kejadian longsor di Kabupaten Gayo Lues itu satu orang meninggal dunia dan dua orang masih hilang," ungkap dia.
Dengan demikian, total korban meninggal di Aceh menjadi enam orang, sementara sebelas lainnya masih hilang.
BNPB melaporkan, bencana banjir dan longsor melanda 17 kabupaten/kota di Aceh. Ribuan warga terdampak, puluhan kampung terendam, serta akses jalan dan jembatan terputus di berbagai wilayah, seperti Aceh Utara, Aceh Timur, Gayo Lues, Aceh Besar, Singkil, Langsa, dan Bireuen. Beberapa daerah mengalami kondisi hujan ekstrem, debit sungai meningkat, hingga memutuskan arus listrik.
Korban Meninggal Tembus 57 Orang di Sumatra Utara
Update signifikan juga datang dari Sumatra Utara (Sumut).
"Di Tapanuli Tengah ada 34 jiwa meninggal dunia dan 33 orang masih dinyatakan hilang," kata Muhari.
Angka ini bertambah dari laporan sebelumnya dan menjadi kasus dengan korban terbanyak.
"Sebelumnya di Tapanuli Selatan itu ada 13 meninggal dunia dan 3 hilang. Pakpak ada 1 korban meninggal dunia dan Tapanuli Utara 3 korban meninggal dunia dan 5 hilang," lanjutnya.
Data juga telah dikoreksi untuk Humbang Hasundutan. "5 korban yang sebelumnya disampaikan meninggal dunia ini dikoreksi oleh pemerintah daerah, angkanya menjadi 4 korban meninggal dunia, dan 4 hilang," sambung dia.
BNPB mencatat banjir dan longsor terjadi di 13 kabupaten/kota Sumut, termasuk Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Simalungun, Taput, Tapsel, Humbang Hasundutan, hingga Mandailing Natal. Ribuan rumah terendam, puluhan ribu warga terisolasi, beberapa jembatan putus, dan akses komunikasi terputus di sejumlah titik.
Dengan pembaruan tersebut, total korban meninggal di Sumut mencapai 57 orang, tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Pakpak, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.
Sembilan Warga Meninggal Dunia di Sumatra Barat
Dari Sumatra Barat (Sumbar), Wakil Gubernur melaporkan 9 korban meninggal dunia, terdiri dari 4 di Kota Padang dan 5 di Kabupaten Padang Pariaman. BNPB juga mencatat dampak signifikan di Kota Padang, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan. Ribuan warga terdampak, ratusan rumah rusak, lahan pertanian terendam, fasilitas umum seperti jembatan dan irigasi mengalami kerusakan.
Dalam upaya percepatan penanganan, Kepala BNPB Suharyanto kini berkantor di Posko Utama, di Kota Tarutung, Tapanuli Utara.
"Ini merupakan lokasi yang paling mudah aksesibilitasnya dan untuk mobilisasi alat perangkat personil dan logistik. Ini akan menjangkau 3 wilayah operasi, Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat," jelas Muhari.
BNPB mengerahkan 4 unit satuan udara, yakni 1 helikopter dan 4 pesawat karavan. Adapun helikopter dan satu pesawat karavan digunakan untuk distribusi logistik serta evakuasi warga di wilayah yang terisolasi akibat jembatan putus, jalan tertimbun longsor, atau akses komunikasi terbatas.
Hotline BNPB untuk Keluarga yang Kehilangan Kontak
Mengingat banyaknya warga yang belum bisa menghubungi keluarga di wilayah terdampak, BNPB membuka hotline di nomor 0811-6164-5500.
"Keluarga yang masih kesulitan menghubungi sanak keluarganya di daerah terdampak bisa mengirimkan data nama, umur, jenis kelamin, dan alamat. Beberapa sambungan telpon yang masuk juga menyertakan titik lokasi terakhir, ini akan sangat membantu," kata Muhari.
Data yang diterima akan dikirimkan ke petugas BNPB di lapangan untuk pengecekan langsung. Muhari mengimbau agar permintaan informasi dikirimkan via WhatsApp karena jalur telepon rawan padat.
Tiga Prioritas Penanganan
BNPB menetapkan tiga prioritas dalam penanganan darurat:
Pertama, pemulihan akses darat, terutama jalan yang tertimbun longsor dan jembatan yang putus. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah menyiagakan alat berat dan menunggu cuaca membaik agar operasi optimal.
Kedua, penyaluran logistik, baik makanan maupun non-makanan, melalui jalur udara.
"Kepala BNPB sudah menyatakan akan menggeser beberapa unit helikopter lainnya dan pesawat karavan agar benar-benar bisa optimal," ujarnya.
Ketiga, pemulihan komunikasi dan listrik, agar masyarakat dapat kembali berkomunikasi dengan keluarga serta memudahkan penyampaian informasi darurat.
BNPB juga telah mengoperasikan dua pesawat modifikasi cuaca untuk menekan intensitas hujan sejak malam sebelumnya. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi genangan dan risiko longsor susulan.
Selaras dengan fase tanggap darurat, pemerintah mulai mendata kerusakan rumah, fasilitas umum, dan infrastruktur. Untuk jembatan vital yang menjadi jalur ekonomi warga, pemerintah menargetkan perbaikan jembatan vital dalam 2-6 minggu.
Muhari pun menegaskan, pembaruan informasi di lapangan akan terus diberikan pihaknya, agar penanganan bencana dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
"BNPB akan terus mengupdate situasi di lapangan agar penanganan bencana hidrometeorologi basah di tiga provinsi ini bisa kita lakukan secara efektif dan efisien," pungkasnya.
Foto: Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Keterangan Pers Update Kondisi dan Penanganan Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut dan Sumbar, Jumat (28/11/2025). (BNPB Indonesia)Keterangan Pers Update Kondisi dan Penanganan Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut dan Sumbar, Jumat (28/11/2025). (BNPB Indonesia) |
[Gambas:Video CNBC]
Foto: Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Keterangan Pers Update Kondisi dan Penanganan Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut dan Sumbar, Jumat (28/11/2025). (BNPB Indonesia)