Komoditas Timah RI Diburu Asing, Ini Buktinya!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 27/11/2025 12:40 WIB
Foto: Presiden Prabowo Subianto di PT Timah, Bangka Belitung, beberapa waktu lalu. (Dokumentasi BPMI Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah Tbk (TINS) mencatat penjualan logam timah hingga kuartal III mencapai 9.469 metrik ton. Dari jumlah tersebut sebanyak 93% untuk pasar luar negeri, sementara 7% sisanya untuk kebutuhan domestik.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Rendi Kurniawan mengatakan bahwa dominasi ekspor mencerminkan tingginya permintaan global terhadap komoditas logam timah.

"Seperti dilihat di sini memang wilayah pemasaran logam timah kita itu masih besar komposisinya pada ekspor yaitu 93 persen kemudian domestik 7 persen. Ini tergantung kebutuhan yang sangat besar. Itu juga variatif antara permintaan terhadap solder maupun terhadap tin chemical," katanya, dikutip dari Dokumen Hasil Pelaksanaan Public Expose Tahunan 2025 PT TIMAH, Kamis (27/11/2025).


Rendi membeberkan kebutuhan pasar sangat bergantung pada perkembangan industri pengguna timah. Misalnya saja di India, permintaan terhadap tin chemical menunjukkan tren paling kuat.

Oleh sebab itu, PT Timah berharap dukungan pemerintah dalam memastikan kelancaran kebijakan ekspor. Sehingga ekspor dapat meningkat dan memberikan kontribusi bagi perekonomian domestik maupun nasional.

"Jadi memang betul tergantung juga terhadap permintaan dari industrinya juga. Kalau kita lihat tadi kan bahwa timah ini sangat relate dengan industri elektronik, kemudian juga sekarang ada magnet dan pengembangan-pengembangan lainnya," katanya.

Di sisi lain,  PT Timah menargetkan produksi timah dapat mencapai lebih dari 25 ribu ton selepas tahun 2025. Hal tersebut seiring upaya perusahaan dalam memperkuat kapasitas produksi dan menambah perizinan tambang baru.

Rendi menyebut dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025, target produksi timah perusahaan berada di angka 21.500 ton. Namun, pada pertengahan tahun ini, pemerintah meminta perusahaan meningkatkan menjadi 30 ribu ton.

Sementara, hingga bulan ke-9 2025, produksi perusahaan sudah di angka 12 ribu ton, dan memasuki bulan ke-10 produksi TINS stabil di level 3 ribu ton per bulan. Dengan demikian, capaian produksi sudah mencapai 15 ribu ton.

"Jadi, untuk realistisnya mungkin produksi kita setelah prognosa sekitar 21 ribu ton-22 ribu ton, hingga akhir tahun 22 ribu ton. Mudah-mudahan ini kita juga berharap bisa hingga 25 ribu ton," ungkapnya.


(ven/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Geram Tambang Timah Ilegal Rugikan Negara Rp300 T