Sebab Gunung Meletus Setelah Tertidur 12.000 Tahun & Buat Warga Panik
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah gunung berapi yang telah lama tidak aktif di Etiopia utara tiba-tiba meletus Minggu. Gunung tersebut mengirimkan gumpalan abu yang menjulang tinggi melintasi Laut Merah menuju Yaman, Oman, dan bahkan sebagian India.
Gunung berapi itu bernama Hayli Gubbi, yang terletak di wilayah Afar, sekitar 800 km timur laut Addis Ababa. Selama ini, gunung tersebut sudah tertidur selama 12.000 tahun.
Gunung tersebut meletus selama beberapa jam dan menyelimuti desa tetangga, Afdera, dengan abu. Warga dilaporkan panik dan berhamburan, meski pejabat setempat mengatakan tidak ada korban jiwa.
Hayli Gubbi adalah gunung berapi perisai yang terletak di Zona Rift Afrika Timur. Gunung itu adalah tempat lempeng tektonik Afrika dan Arab secara bertahap terpisah dengan kecepatan 0,4 hingga 0,6 inci per tahun.
Lalu bagaimana ini terjadi? Mengapa gunung api itu terbangun setelah lama tidur?
Mengutip NDTV India, para ahli menggambarkan kejadian tersebut sebagai sangat tidak biasa. Mereka mengatakan betapa "kurangnya kajian" aktivitas vulkanik di wilayah tersebut.
"Selama masih ada kondisi yang memungkinkan magma terbentuk, sebuah gunung berapi masih dapat meletus meskipun tidak meletus dalam 1.000 tahun atau 10.000 tahun," kata seorang ahli vulkanologi di Universitas Negeri Carolina Utara, Arianna Soldati, mengatakan kepada Majalah Scientific American, dikutip Rabu (26/11/2025).
Hal sama juga dikatakan seorang ilmuwan bumi di Universitas Bristol di Inggris, Juliet Biggs. Ia mengatakan bahwa meskipun tidak ada letusan yang terkonfirmasi terjadi selama periode ini, citra satelit menunjukkan gunung berapi tersebut mungkin baru saja mengeluarkan lava.
"Saya akan sangat terkejut jika [lebih dari 12.000 tahun yang lalu] benar-benar merupakan tanggal letusan terakhir," ujarnya.
"Melihat kolom letusan besar, seperti awan payung besar, sangat jarang di daerah ini," tambahnya.
Sebenarnya pada bulan Juli, gunung berapi Erta Ale di dekatnya meletus. Ini memicu pergerakan tanah di bawah Hayli Gubbi dan mengungkap intrusi magma hampir 30 km di bawah permukaan.
Biggs dan rekan-rekannya juga mencatat awan putih tebal di puncak Hayli Gubbi dan sedikit pengangkatan tanah sebelum letusan hari Minggu.
Derek Keir, seorang ilmuwan bumi di Universitas Southampton, yang kebetulan berada di Etiopia saat letusan terjadi, mengumpulkan sampel abu pada hari Senin. Biggs mengatakan sampel-sampel ini akan membantu menentukan jenis magma dan apakah gunung berapi tersebut benar-benar tidak aktif selama 12.000 tahun.
"Ini benar-benar menunjukkan betapa kurang dipelajarinya wilayah ini," ujarnya.
Letusan tersebut mengirimkan awan abu hingga 14 km ke langit, yang memengaruhi Yaman, Oman, India, dan Pakistan utara, menurut Pusat Peringatan Abu Vulkanik Toulouse (VAAC) di Prancis. Dengan ketinggian sekitar 500 meter, Hayli Gubbi berada di dalam zona geofisika.
(sef/sef)