5 Photos
Potret Hujan Deras Picu Banjir, Ribuan Tenda Pengungsi Gaza Terendam
Hujan deras memicu banjir yang merendam ribuan tenda pengungsi di Gaza dan Khan Younis hingga puluhan ribu tempat tinggal sementara mereka rusak.
Warga Palestina yang mengungsi tampak berkumpul di tepi deretan tenda yang terendam banjir pada hari hujan di Kota Gaza, Selasa (25/11/2025). Hujan lebat yang mengguyur Jalur Gaza memicu genangan di berbagai ruas jalan dan membasahi ribuan tenda yang menjadi hunian sementara mereka di Kota Gaza dan Khan Younis. Kondisi ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun akibat perang berkepanjangan. (REUTERS/Mahmoud Issa)
Di Kota Gaza, banyak warga mengaku tak dapat tidur sepanjang malam karena air hujan menerobos masuk ke tenda-tenda yang sudah usang dan robek. “Sepanjang malam kami tidak bisa tidur atau melakukan apa pun. Kami hanya memegang kain pel di tengah tenda-tenda usang dan robek, dengan air yang datang dari segala arah,” ujar Nourad Karirah, 34 tahun, menggambarkan kondisi sulit yang mereka hadapi. (REUTERS/Ramadan Abed)
Sementara itu di Khan Younis, anak-anak terlihat berlarian mencari tempat berlindung yang relatif lebih aman dari banjir. Sebagian lainnya berjuang menguras genangan air yang memperparah kerusakan infrastruktur yang sebelumnya sudah rapuh. “Dulu hujan musim dingin merupakan berkah, tetapi sekarang telah menjadi bencana bagi kami,” tutur seorang pengungsi, Um Ahmed Aowdah. (REUTERS/Mahmoud Issa)
Dilansir Reuters Rabu (26/11/2025), Pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas menyatakan bahwa kerugian akibat cuaca buruk pekan lalu diperkirakan mencapai US$4,5 juta. Kerusakan itu mencakup rusaknya 22.000 tenda, hilangnya pasokan makanan dan obat-obatan, serta kerusakan tambahan pada infrastruktur penting. Kelompok bantuan lokal menilai sekitar 300.000 tenda baru sangat mendesak dibutuhkan untuk menampung populasi yang terus mengungsi. (REUTERS/Mahmoud Issa)
Hampir seluruh warga Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak operasi militer besar-besaran Israel dimulai pada Oktober 2023, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober. Wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, pada Selasa, menyebut hujan deras telah memperburuk kondisi kamp pengungsian, dan menegaskan tim kemanusiaan terus berupaya mendistribusikan tenda, terpal, serta kebutuhan dasar lainnya sambil menilai skala kerusakan yang terjadi. (REUTERS/Mahmoud Issa)