DPR Sentil Penyaluran Bansos Pangan Lambat: 2 Bulan Baru Cair 4,54%
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Alex Indra Lukman mengungkapkan realisasi penyaluran bantuan sosial atau bansos pangan akhir tahun sangat lambat.
Ia mencatat, bansos pangan berupa 20 kg beras dan minyak goreng 4 liter untuk Oktober-November 2025 itu baru terealisasi sekitar 4,54% per 24 November 2025.
"Jika laporan penyalurannya baru 4,54%, artinya program ini nyaris tak dikerjakan. Ini sekaligus mengartikan, tujuan utama program ini digagas 'menjaga daya beli masyarakat,' jadi gagal diwujudkan," kata politikus PDI Perjuangan itu dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (26/11/2025).
Alex menyayangkan realisasi penyaluran yang lambat itu, padahal tujuan pemerintah menggelontorkan bansos itu ialah untuk menjaga daya beli masyarakat yang terdaftar sebagai Penerima Bantuan Pangan (PBP) yakni sebanyak 18,8 juta keluarga.
PBP ini tak dipungut biaya apapun. Ia menyebut program itu berbeda dengan bantuan sosial lain seperti PKH (Program Keluarga Harapan) atau BLT, karena fokusnya pada penyaluran bahan pangan fisik, bukan uang tunai.
"Alokasi anggaran untuk program Bansos Pangan ini mencapai angka Rp 6,5 triliun dengan cakupan seluruh provinsi di Indonesia. Anggaran ini cukup berdampak signifikan dalam kerangka menjaga daya beli masyarakat sebagaimana tujuan Bansos Pangan ini," tegasnya.
Dalam penyaluran beras dan minyak ini, ia menilai bahwa pemerintah tidak mengalami kendala signifikan. Terlebih, stok beras tersedia sangat melimpah di gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia. Begitupun dengan minyak goreng yang tidak alami kelangkaan.
"Saya mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menjaga kepercayaan publik. Saat negara memutuskan memberi bantuan, berarti pemerintah sudah membaca kebutuhan masyarakat dan wajib memastikan penyaluran bantuan tepat waktu," tegasnya.
Bansos Pangan yang diluncurkan pertama kali pada Juli 2025 merupakan bentuk respons terhadap dinamika ekonomi dan kebutuhan perlindungan sosial bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Meski demikian ada kriteria ketat yang ditetapkan pemerintah bagi penerimanya. Kriteria yang dimaksud yakni sebagaimana yang ditetapkan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) maupun Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)
Kriteria utama penerima berdasarkan data tersebut adalah dari status ekonomi merupakan kelompok masyarakat yang termasuk desil 1 hingga 4 (40% kelompok ekonomi paling bawah), Keluarga miskin dan rentan, penghasilan di bawah garis kemiskinan regional serta tidak memiliki aset berlebih.
Kemudian, terdaftar dalam DTKS/DTSEN, tidak menerima gaji tetap serta kondisi rumah dan aset dengan ciri-ciri, kondisinya sederhana, tidak memiliki kendaraan bermotor tahun baru, tidak memiliki usaha besar dan tidak memiliki tabungan/investasi signifikan.
Untuk program Bansos Pangan ini, pemerintah memberikan prioritas khusus kepada keluarga Lansia (di atas 60 tahun), Keluarga dengan disabilitas, Ibu hamil dan menyusui, Anak stunting atau gizi buruk serta Keluarga dengan banyak tanggungan (lebih dari 4 anak).
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan, penyaluran bantuan pangan tahap kedua pada Oktober dan November tahun ini akan berbeda dari biasanya. Tak hanya menyalurkan beras seperti periode-periode sebelumnya, Bulog juga akan menambahkan minyak goreng dalam paket bantuan tersebut.
"Ada bantuan pangan kedua, berikutnya adalah bulan Oktober dan November. Nah bantuan kedua ini agak spesial. Selain beras 10 kg per bulannya, ditambah minyak goreng 2 liter," kata Rizal dalam wawancara eksklusif bersama CNBC Indonesia, dikutip Kamis (23/10/2025).
Ia menjelaskan, setiap keluarga penerima manfaat (KPM) akan mendapatkan total 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng setiap bulan. Dengan demikian, untuk dua bulan penyaluran, Oktober dan November, setiap penerima akan menerima total 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng.
"Jadi bantuan pangan berikutnya ini nanti paketnya dapat 10 kg beras tambah 2 liter minyak. Nah kalau dapatnya 2 bulan, Oktober-November, berasnya dapat 20 kg tambah minyaknya 4 liter," sebutnya.
Menurut Rizal, penyaluran bantuan kali ini menjadi istimewa karena baru pertama kali Bulog menyalurkan minyak goreng dalam jumlah yang sangat besar. Ia pun mengungkapkan, total minyak goreng yang akan disalurkan mencapai sekitar 76 juta liter dalam kemasan siap edar.
"Nah ini menarik dan tantangan kita juga, mendorong minyak goreng ke seluruh Indonesia, kami hitung-hitung sekitar 76 juta liter pack," tutur dia.
Rizal memastikan seluruh bantuan ini bersifat gratis dan datanya berasal dari Kementerian Sosial. Penerima bantuan telah terdaftar secara resmi berdasarkan nama dan alamat, serta akan mendapatkan undangan elektronik untuk mengambil bantuan tersebut.
"Jadi ini gratis. Ini datanya dari Kementerian Sosial. Jadi yang terdata di Kementerian Sosial, itu nanti dapat bantuan pangan ini. Nah ini by name, by address mereka sudah ada. Dan mereka dapat undangan untuk menerima ini ada dalam bentuk barcode," pungkasnya.
(arj/haa)[Gambas:Video CNBC]