Mentan Amran Bongkar Praktik Penyelundupan Beras Impor 40 Ton di Batam

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Selasa, 25/11/2025 12:03 WIB
Foto: Menteri Pertanian/Kepala Bapanas, Amran Sulaiman saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/11/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman menyatakan tindakan tegas pemerintah terhadap upaya penyelundupan pangan impor. Pemerintah mengamankan total muatan ilegal yang ditemukan di 3 kapal di Pelabuhan Sangkuang, Batam, termasuk 40,4 ton beras dan sejumlah komoditas lain, yang diduga masuk melalui jalur tidak resmi pada Senin (24/11/2025) malam.

Adapun 3 kapal kapal laut tersebut adalah KM Permata Pembangunan, KM Sampurna 03, dan KM Rizky. Amran mengatakan, laporan terkait penyelundupan itu diterimanya sekitar pukul 23.00 WIB.

"Tadi malam ada laporan dari Batam, melalui Lapor Pak Amran, menyampaikan bahwasanya ada beras yang sandar. Sandarnya jam 11 malam," ungkap Amran saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/11/2025).


"Nggak ada (izinnya). Kalau yang ini tuh total ilegal, tidak ada sama sekali (izinnya). Iya 100% ilegal," tegas Amran saat dikonfirmasi lagi.

Tak lama setelah laporan diterima, lanjutnya, ia segera berkoordinasi lintas institusi, untuk melakukan penindakan tegas terhadap selundupan impor pangan tersebut.

"Kemudian kami langsung konfirmasi, dengan Pangdam Kepri, Kapolda, Wali Kota, Gubernur, dan Dandim setempat. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh aparat pemerintah yang bertindak cepat, dan mengamankan beras 40 ton dan minyak goreng," ucapnya.

Adapun barang selundupan yang diamankan bukan hanya beras dan minyak goreng. Muatan ilegal yang ditemukan meliputi 40,4 ton beras; 4,5 ton gula pasir; 2,04 ton minyak goreng; 600 kg tepung terigu; 900 liter susu; 240 botol parfum; 360 pcs mie impor; dan 30 dus produk frozen food.

Temuan ini memperkuat dugaan adanya praktik penyelundupan terorganisir melalui jalur laut.

"Ini kemarin selundupan. Nah ini salah satunya penyebabnya, ada jalur tikus," sambung dia.

Amran menegaskan, persoalan utama bukan sekadar jumlah barang selundupan, tetapi dampaknya terhadap semangat petani yang saat ini sedang tinggi.

"Jadi bukan nilai 40 tonnya, tetapi yang kita harus jaga adalah semangat petani kita untuk tanam. Jangan sampai petani kita 115 juta orang itu demotivasi. Sekarang ini motivasi mereka luar biasa," tegas Amran.

Menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan banyak kebijakan untuk memperkuat sektor pertanian nasional.

"Di mana deregulasi Pak Presiden, itu ada 19 Perpres dan Inpres untuk mempermudah petani kita. Kemudian bantuan anggaran, pupuk, alsintan (alat mesin pertanian). Ini pertama dalam sejarah harga pupuk kita turun 20%. Sehingga petani kita semangat," katanya.

Ia menyebut rencana swasembada yang awalnya ditargetkan empat tahun dapat dicapai lebih cepat dari jadwal. "Hasilnya, rencana swasembada 4 tahun, tahun ini bisa tercapai," ungkap Amran.

Karena itu, sekecil apa pun praktik ilegal tetap dianggap mengganggu ekosistem pangan nasional.

"Jadi dampaknya, mau itu 1 liter, 10 ton, 1 ton, atau 1 juta ton, itu sama psikologinya kepada petani. Petani kita harus jaga itu 100 juta lebih. Ini kita harus jaga bersama," tuturnya.

Amran juga mengingatkan, Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan Indonesia bebas impor pangan pada tahun ini.

"Kemudian Bapak Presiden sudah sampaikan, ini insyaallah tahun 2025 sudah swasembada, tidak impor lagi. Ini kita jaga kedaulatan bangsa," tegas dia.

Ia pun mengakui penyelundupan yang terjadi kemarin, karena memanfaatkan jalur ilegal yang sulit diawasi.

"Tetapi, yang kami terima melalui Lapor Pak Amran, sesudah maghrib, kami mengecek ke bawah. Kemudian semalam ditangkap dan itu ilegal," katanya.

Yang lebih ironis, kata Amran, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar justru menjadi sasaran penyelundupan minyak goreng.

"Ini minyak goreng sangat ironis. Tapi ilegal masuk migor. Kita produsen terbesar dunia. Tapi kenapa ilegal migor masuk?" ucap dia.

Lebih lanjut, Amran kembali menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga pangan dan kedaulatan negara.

"Kita jaga republik ini bersama," pungkasnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Genjot Ketahanan Pangan, Alat Mesin Pertanian RI Bisa Berdikari