Jelang Libur Natal & Tahun Baru, Bahlil Terus Pantau Stok BBM RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) aman, terutama menjelang masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) serta momentum Lebaran yang jatuh dalam rentang waktu yang berdekatan.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan bahwa Menteri ESDM Bahlil Lahadalia selalu memonitor ketersediaan BBM secara berkala.
"Pak Menteri setiap minggu menjaga stok BBM, jadi itu yang paling penting. Beliau sebelum berakhir pekan kita harus lihat dulu stok berapa nih, itu yang paling penting," kata Laode ditemui di Kementerian ESDM, dikutip Selasa (25/11/2025).
Menurut Laode jarak antara periode Natal, Tahun Baru, dan Lebaran membuat pengawasan pasokan harus dilakukan lebih ketat. Mengingat permintaan BBM diperkirakan akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
"Jangan lupa lebaran tahun ini kan dekat ke arah sini. Jadi ini kita harus bener-bener jaga nih. Natal sampai lebaran nih dekat sekali jaraknya, itu yang kita maintain," katanya.
Sebagaimana diketahui, PT Pertamina (Persero) membentuk Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Satgas Nataru) lebih cepat dari periode tahun lalu. Hal ini dilakukan untuk memastikan kecukupan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jelang periode libur akhir tahun.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan bahwa Satgas Nataru yang biasanya diaktifkan pada awal-awal bulan Desember kini dipercepat menjadi 13 November.
"Kami biasanya mengaktifkan Satgas Natal dan Tahun Baru itu pada awal-awal bulan Desember, namun kali ini kami sudah mengaktifkan lebih cepat, jadi Satgas Nataru itu sudah mulai aktif dari 13 November dan kami pagi tadi sudah mulai rapat kesiapan stok nasional," kata Simon dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, dikutip Selasa (18/11/2025).
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menambahkan bahwa permintaan sejumlah produk BBM mengalami kenaikan signifikan menjelang periode akhir tahun. Khususnya untuk produk BBM jenis Pertamax Turbo.
"Jadi untuk Pertamax Turbo ini terjadi peningkatan kurang lebih 76%, sehingga saat ini Pertamina secara maksimal mencoba menambah pasokan baik itu dari kilang maupun dari impor," kata Mars Ega.
Menurut dia, pasokan dari kilang sendiri telah diupayakan secara maksimal, sehingga kekurangan kebutuhan Pertamax Turbo harus dipenuhi melalui impor. Meski demikian, proses penambahan impor membutuhkan waktu.
(pgr/pgr)