Perang Amerika Makin Dekat, Politisi Eropa Sebut "Banjir Darah"
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump secara resmi meningkatkan tekanan terhadap rezim Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan menetapkan kelompok yang dikenal sebagai "Cartel de los Soles" (Kartel Matahari) sebagai organisasi teroris pada hari Senin (24/11/2025).
Langkah ini menjadi babak terbaru dalam kampanye tekanan AS selama empat bulan, yang oleh banyak pihak dicurigai sebagai dalih untuk menggulingkan Maduro.
Langkah ini merupakan babak terakhir dalam kampanye tekanan AS selama empat bulan, yang secara resmi dirancang untuk memerangi penyelundup narkoba di Amerika Selatan, namun banyak yang mencurigainya sebagai alasan untuk menggulingkan Maduro, yang pernah dicoba digulingkan oleh Trump, namun gagal, pada masa jabatan pertamanya.
Pemerintah Venezuela segera menyerang balik penetapan tersebut, menyebutnya sebagai "kebohongan tercela" yang dirancang untuk membenarkan "intervensi tidak sah dan ilegal terhadap Venezuela dalam format perubahan rezim klasik AS".
"Kartel Matahari yang dituduhkan itu "tidak ada", menyebut tuduhan AS sebagai "fitnah"," tutur Caracas.
Pengamat menilai penetapan teroris ini dapat membuka pintu bagi jenis intervensi militer AS yang akan segera terjadi di wilayah Venezuela.
Risiko intervensi semakin diperkuat oleh penumpukan militer AS yang signifikan di perairan Karibia, termasuk pengerahan kapal induk terbesar dunia, USS Gerald R Ford, pada pertengahan November. Ketakutan akan konflik meluas hingga Eropa.
Politisi sayap kiri Eropa, termasuk mantan pemimpin Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn, memperingatkan adanya ancaman intervensi militer AS di Venezuela yang akan datang.
Dalam sebuah surat terbuka, kelompok politisi sayap kiri Eropa termasuk mantan pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, mantan menteri keuangan Yunani Yanis Varoufakis dan anggota parlemen Partai Buruh Richard Burgon, memperingatkan "ancaman intervensi militer AS di Venezuela".
"Jika AS melancarkan intervensi militer di Venezuela, itu akan menandai perang antarnegara pertama yang dilakukan AS di Amerika Selatan," tulis kelompok tersebut.
Dampak dari ketegangan militer ini telah terasa di sektor bisnis dan penerbangan. Setidaknya setengah lusin maskapai besar, termasuk TAP Portugal, Iberia Spanyol, Avianca Kolombia, Gol Brasil, Latam, dan Turkish Airlines, menangguhkan atau membatalkan penerbangan masuk dan keluar dari Caracas, setelah Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS mengeluarkan peringatan mengenai "peningkatan aktivitas militer" di sekitar Venezuela.
Di tengah kontradiksi kebijakan AS, laporan terbaru menyebutkan Washington siap meluncurkan fase baru operasi yang mencakup opsi untuk menggulingkan Maduro. Hal ini terjadi meskipun Presiden Trump sempat mengisyaratkan kesediaan untuk berbicara dengan Maduro "dalam waktu yang tidak terlalu lama" pekan lalu.
(tps/luc)