Gegara Insiden Longsor, Produksi 'Kucing Liar' Freeport Mundur ke 2029
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) memproyeksikan, tambang bawah tanah Kucing Liar di kawasan Grasberg Papua baru dapat beroperasi pada tahun 2029. Sejatinya, tambang ini diproyeksikan bisa melakukan produksi di tahun 2018.
Presiden Direktur (Presdir) Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, operasional tambang tersebut terpaksa mundur karena imbas dari peristiwa luncuran material basah di tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025 lalu.
"Tambang bawah tanah kucing liar ini dia akan mulai tadinya kita rencanakan untuk bisa dimulai di tahun 2028 namun akan mundur kira-kira satu tahun karena ada insiden yang terjadi," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (24/11/2025).
Tony mengungkapkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pembangunan tambang bawah tanah tersebut. Kelak, area tambang Kucing liar ini akan menjadi tambang bawah tanah keempat milik Freeport.
Saat ini PTFI mengoperasikan tiga area tambang, yaitu di Kawasan Grasberg yakni Grasberg Block Cave (GBC), Deep Mill Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan. Namun, usai insiden tambang GBC, hanya dua yang akan beroperasi.
Tony memproyeksikan kinerja semester II-2025 tidak mencapai target karena terdampak oleh kejadian luncuran material basah di tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025.
Sehingga, secara keseluruhan untuk proyeksi sampai dengan akhir tahun 2025 sebagai berikut:
- Produksi logam tembaga akan mencapai 70% dari rencana, sedangkan logam emas 50% dari rencana.
- Pendapatan penjualan akan mencapai 82% dari rencana, terbantu oleh kenaikan harga komoditas yang sangat signifikan
Sebagai detilnya, volume penjualan tembaga hingga akhir tahun hanya mencapai 537 ribu ton atau hanya 70% dari volume penjualan dalam pengajuan RKAB 2025 yang mencapai 770 ribu ton.
Begitu pun juga dengan emas, diproyeksikan sampai akhir tahun hanya mencapai 33 ton atau hanya 50% dari target RKAB 2025 yang mencapai 67 ton.
Sementara itu, nilai penjualan secara keseluruhan ditarget hanya mencapai US$ 8,511 miliar atau hanya 82% dari target penjualan dalam RKAB 2025 yang mencapai US$ 10,4 miliar.
(pgr/pgr)