Bos Freeport Ungkap Tambang Bawah Tanah GBC Beroperasi Lagi Maret 2026

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Senin, 24/11/2025 14:13 WIB
Foto: Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas saat dalam mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VI DPR RI Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan, tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) bisa beroperasi lagi pada Maret 2026. Hal ini pasca terjadinya insiden longsor di tambang tersebut sejak 8 September 2025 lalu.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengaku, tambang GBC tersebut merupakan area tambang yang berkontribusi besar pada produksi perusahaan.

Menurutnya, pasca insiden area tersebut pada September 2025 lalu yang menelan 7 karyawannya terpaksa berhenti. Freeport harus memastikan terlebih dahulu bahwa tambang GBC benar-benar aman untuk berporduksi.


"Kalau (produksi) yang sekarang 70 ribu, (dengan kontribusi GBC) itu bisa 150 ribu. Jadi, porsi yang paling besar ini harus kita hentikan dulu sebentar. Sampai dia betul-betul aman, mulai bulan Maret 2026, baru kita akan mulai," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (24/11).

Dengan kembalinya beroperasi area tambang GBC maka produksi di tahun 2027 akan meningkat tajam.

Tony menegaskan, keselamatan menjadi faktor utama. Sehingga dalam memaksimalkan produksi, Freeport dapat mengoptimalkan area tambang sekitarnya seperti dua area lain yang tidak terdampak, yakni Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).

"Jadi cuma dua tambang ini yang bisa kita optimalkan sekarang ini," ucapnya.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan telah memberikan izin operasional di dua area tambang PT Freeport Indonesia (PTFI), selepas terjadinya insiden longsor di area tambang Grasberg Block Cave pada September lalu.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno membeberkan dua area tambang tersebut adalah Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).

"Udah-udah, yang DMLZ dan Big Gossan sudah dikasih izin tapi belum produksi," kata Tri ditemui di Gedung DPR RI, dikutip Jumat (14/11/2025).

Meski demikian, Tri menyebut bahwa produksi dari dua area tambang tersebut nantinya tidak terlalu signifikan. Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ) diperkirakan hanya mampu menghasilkan 600 ribu ton bijih tembaga per tahun.

"Nggak banyak. Dia cuma 600 ribu per tahun kira-kira gitu. Jadi cuma 30% dari total produksi bijih PTFI," kata Tri.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Seluruh Korban Longsor Tambang Freeport Ditemukan