MARKET DATA

Jual Tembaga Sampai Emas, Omzet Freeport Bisa Capai Rp 142 T di 2025

Romys Binekasri,  CNBC Indonesia
24 November 2025 12:42
Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas saat dalam mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VI DPR RI Channel)
Foto: Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Tony Wenas saat dalam mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (24/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Komisi VI DPR RI Channel)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) memproyeksikan penjualan secara keseluruhan hingga akhir tahun 2025 tidak mencapai target, yaitu hanya US$ 8,511 miliar atau setara Rp 142 triliun. Angka itu hanya 82% dari target penjualan dalam RKAB 2025 yang mencapai US$ 10,4 miliar.

Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas dalam paparannya menyampaikan, tidak tercapainya target penjualan karena produksi tembaga berkurang 30%, emas berkurang 50%.

"Jadi dari total ini proyeksi kami, kalau dalam RKAB itu rencananya sekitar US$ 10,4 miliar dolar untuk pendapatan revenue perusahaan, dengan walaupun produksi tembaga berkurang 30%, emas berkurang 50%, kami bisa mencapai pendapatan penjualan pada tahun ini sekitar US$ 8,5 miliar, atau hanya turun 18% dari proyeksi sesuai dengan RKAB," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI Jakarta, Senin (24/11/2025).

Tony menjabarkan lebih jauh, kinerja PTFI tidak mencapai target pada semester I tahun 2025 karena terjadi beberapa insiden seperti insiden kebakaran pada bulan Oktober 2024 pada salah satu unit produksi

"Kebakarannya memang tidak terlalu besar, tapi itu adalah salah satu hal yang pokok karena kalau kita tetap produksi maka akan teremisi SO2, akan sangat mencemari, sehingga smelter tersebut harus berhenti beroperasi seluruhnya, dan baru selesai kembali di bulan Mei 2025," ungkapnya

Menurutnya, hal itu memperlambat kinerja operasional upstream PTFI. Pada RKAB tahun 2025 volume penjualan tembaga tertulis sekitar 770 ribu ton, namun hanya bisa kita capai sekitar 537 ribu ton sampai dengan akhir tahun 2025 ini. "Sampai dengan saat ini sudah sekitar 470 ribu ton yang kita produksi," sebutnya.

Sementara untuk produksi emas di tahun 2025 yang sesuai dengan RKAB itu adalah 67 ton, namun dengan adanya insiden pada tanggal 8 September 2025 menyebabkan produksi terhenti di Tambang Grassberg Block Caving.

"Kami fokus pada pencarian ketujuh orang karyawan kami, karyawan kontraktor kami yang terperangkap di situ dan menyebabkan kami berhenti produksi itu hampir 50 hari keseluruhannya," ungkapnya.

Dalam paparannya, secara keseluruhan untuk proyeksi sampai dengan akhir tahun 2025, produksi logam tembaga akan mencapai 70% dari rencana, sedangkan logam emas 50% dari rencana.

Pendapatan penjualan akan mencapai 82% dari rencana, terbantu oleh kenaikan harga komoditas yang sangat signifikan. Proyeksi penerimaan negara akan lebih tinggi dari rencana terbantu oleh kenaikan harga komoditas dan juga karena pengaruh mekanisme pembayaran.

(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minggu Depan Freeport Produksi Katoda Tembaga Perdana


Most Popular