Kronologi 300 Siswa Diculik dari Sekolah, Pelaku Bawa Senjata
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 303 siswa sekolah dan 12 guru diculik oleh kelompok bersenjata dalam serangan pada Jumat di Sekolah Katolik St. Mary di Negara Bagian Niger, Nigeria, menurut Asosiasi Kristen Nigeria (CAN). Penculikan besar-besaran ini terjadi di tengah memburuknya situasi keamanan di negara terpadat di Afrika tersebut.
Laporan sebelumnya menyebut ada 215 anak yang diculik, namun diperbarui menjadi 303 anak setelah verifikasi dan sensus akhir dilakukan, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Yang Mulia Bulus Dauwa Yohanna, ketua cabang CAN Negara Bagian Niger, yang mengunjungi sekolah tersebut pada Jumat, seperti dilaporkan Al Jazeera.
"Kami sedang berupaya untuk memastikan anak-anak kembali dengan selamat," ujar juru bicara CAN Daniel Atori, sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Polisi mengonfirmasi serangan itu terjadi sebelum fajar dan mengatakan tentara dan personel keamanan lainnya telah dikerahkan.
Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan itu.
St Mary's diklasifikasikan sebagai SMP, tetapi citra satelit menunjukkan kompleks tersebut terhubung dengan SD di sebelahnya dengan lebih dari 50 bangunan, termasuk ruang kelas dan asrama. Kompleks tersebut terletak dekat dengan jalan utama yang menghubungkan kota Yelwa dan Mokwa.
Warga menggambarkan suasana panik saat keluarga-keluarga mencari anak-anak yang hilang. Dauda Chekula, 62 tahun, mengatakan empat cucunya, yang berusia tujuh hingga 10 tahun juga ikut diculik.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi sekarang, karena kami belum mendengar kabar apapun sejak pagi ini. Anak-anak yang berhasil melarikan diri telah berhamburan dan satu-satunya informasi yang kami peroleh adalah para penyerang masih bergerak bersama anak-anak yang tersisa ke semak-semak," ujarnya kepada kantor berita The Associated Press.
Sebuah pernyataan dari sekretaris pemerintah menyatakan bahwa pihak berwenang sebelumnya telah menerima peringatan intelijen tentang meningkatnya ancaman di wilayah tersebut.
Pemerintah juga menyatakan bahwa sekolah tersebut dibuka kembali tanpa pemberitahuan atau izin dari pemerintah setempat, sehingga siswa dan staf sekolah berada dalam risiko yang sebenarnya dapat dihindari.
Presiden Bola Tinubu membatalkan rencana kunjungannya ke KTT G20 di Afrika Selatan setelah penculikan tersebut. Wakil Presiden Kashim Shettima akan hadir menggantikannya, demikian pernyataan kepresidenan lewat X.
(hsy/hsy)